Pontianak (Antara Kalbar) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat memproyeksikan kebutuhan akan uang tunai (outflow) pada bulan Ramadhan hingga perayaan Idul Fitri 1437 Hijriah sebesar Rp2,1 triliun, atau naik 24,26 persen dibandingkan tahun lalu.
"Realisasi `outflow` pada tahun sebelumnya Rp1,69 triliun," kata kepala kantor BI perwakilan Kalimantan Barat Dwi Suslamanto di Pontianak, Kamis.
Proyeksi kenaikan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pembayaran gaji ke-13 dan ke-14 bagi PNS/TNI/Polri, jumlah hari libur yang lebih banyak dibandingkan tahun 2015, pelaksanaan libur Ramadhan yang bertepatan dengan periode liburan sekolah, serta penambahan titik dan frekuensi penukaran baik oleh Bank Indonesia maupun perbankan.
"Outflow" tersebut diperkirakan akan didominasi oleh uang pecahan besar (Rp20.000 ke atas) hingga 96 persen dari total. Sisanya,r 4 persen merupakan pecahan kecil (Rp10.000 ke bawah).
Untuk pemenuhan kebutuhan uang tunai tersebut, Kantor BI Indonesia Provinsi Kalimantan Barat telah menyediakan Rp5,20 triliun ditambah dengan dana cadangan dalam bentuk titipan dari Kantor Pusat BI sebesar Rp2 triliun.
"Persediaan ini dinilai sangat mencukupi dalam memenuhi proyeksi kebutuhan uang periode Ramadhan dan Idul Fitri 1437 H, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan," tuturnya.
Untuk itu, Kantor Perwakilan BI Kalbar mempersiapkan pelayanan sistem pembayaran tunai dan nontunai yang optimal agar dapat melayani kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri 1437 H.
"Berdasarkan data historis, pada periode Ramadhan dan Idul Fitri kebutuhan uang di masyarakat baik tunai maupun nontunai meningkat, dipengaruhi oleh peningkatan transaksi di masyarakat. Untuk itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan uang tunai, Kantor Perwakilan BI Kalbar mengoptimalisasikan distribusi dan persediaan uang tunai," katanya.
(U.KR-RDO/A013)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Realisasi `outflow` pada tahun sebelumnya Rp1,69 triliun," kata kepala kantor BI perwakilan Kalimantan Barat Dwi Suslamanto di Pontianak, Kamis.
Proyeksi kenaikan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pembayaran gaji ke-13 dan ke-14 bagi PNS/TNI/Polri, jumlah hari libur yang lebih banyak dibandingkan tahun 2015, pelaksanaan libur Ramadhan yang bertepatan dengan periode liburan sekolah, serta penambahan titik dan frekuensi penukaran baik oleh Bank Indonesia maupun perbankan.
"Outflow" tersebut diperkirakan akan didominasi oleh uang pecahan besar (Rp20.000 ke atas) hingga 96 persen dari total. Sisanya,r 4 persen merupakan pecahan kecil (Rp10.000 ke bawah).
Untuk pemenuhan kebutuhan uang tunai tersebut, Kantor BI Indonesia Provinsi Kalimantan Barat telah menyediakan Rp5,20 triliun ditambah dengan dana cadangan dalam bentuk titipan dari Kantor Pusat BI sebesar Rp2 triliun.
"Persediaan ini dinilai sangat mencukupi dalam memenuhi proyeksi kebutuhan uang periode Ramadhan dan Idul Fitri 1437 H, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan," tuturnya.
Untuk itu, Kantor Perwakilan BI Kalbar mempersiapkan pelayanan sistem pembayaran tunai dan nontunai yang optimal agar dapat melayani kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri 1437 H.
"Berdasarkan data historis, pada periode Ramadhan dan Idul Fitri kebutuhan uang di masyarakat baik tunai maupun nontunai meningkat, dipengaruhi oleh peningkatan transaksi di masyarakat. Untuk itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan uang tunai, Kantor Perwakilan BI Kalbar mengoptimalisasikan distribusi dan persediaan uang tunai," katanya.
(U.KR-RDO/A013)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016