Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono membantah, dirinya menyebutkan Jamiatul Islamiyah sebagai aliran sesat seperti yang diberitakan sebelumnya.
"Sewaktu ditanya perihal adanya dugaan aliran sesat di Pontianak Utara, saya berkata memang sempat mendapat informasi dari tokoh agama setempat. Kemudian kembali ditanya apakah yang dimaksud adalah Jamiatul Islamiyah, saya tidak tahu dan belum bisa memastikan kelompoknya," kata Edi Rusdi Kamtono dalam keterangan pers di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, dirinya mendengar dari pemuka agama di Pontianak Utara saat safari Ramadhan, yang menginformasikan ada ajaran di sana yang menurutnya menyimpang.
"Makanya saya meminta MUI dan Kemenag agar menyelidikinya, karena itukan ranahnya mereka. Nanti kita koordinasi lagi," ungkapnya.
Sebelumnya, Edi Kamtono meminta Kementerian Agama Perwakilan Pontianak dan Majelis Ulama Indonesia untuk memantau serta menyelidiki apakah benar ada aliran tertentu yang menyimpang di Pontianak.
Informasi awal yang ia dapat, ada seorang guru yang mengajarkan kepada muridnya dengan model ajaran Islam. Namun dalam pelaksanaannya, begitu azan, mereka tidak melaksanakan shalat.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota Pontianak menambahkan, ajaran Islam adalah harga mati yang bersumber dari Al-Quran dan hadist.
(A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Sewaktu ditanya perihal adanya dugaan aliran sesat di Pontianak Utara, saya berkata memang sempat mendapat informasi dari tokoh agama setempat. Kemudian kembali ditanya apakah yang dimaksud adalah Jamiatul Islamiyah, saya tidak tahu dan belum bisa memastikan kelompoknya," kata Edi Rusdi Kamtono dalam keterangan pers di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, dirinya mendengar dari pemuka agama di Pontianak Utara saat safari Ramadhan, yang menginformasikan ada ajaran di sana yang menurutnya menyimpang.
"Makanya saya meminta MUI dan Kemenag agar menyelidikinya, karena itukan ranahnya mereka. Nanti kita koordinasi lagi," ungkapnya.
Sebelumnya, Edi Kamtono meminta Kementerian Agama Perwakilan Pontianak dan Majelis Ulama Indonesia untuk memantau serta menyelidiki apakah benar ada aliran tertentu yang menyimpang di Pontianak.
Informasi awal yang ia dapat, ada seorang guru yang mengajarkan kepada muridnya dengan model ajaran Islam. Namun dalam pelaksanaannya, begitu azan, mereka tidak melaksanakan shalat.
Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota Pontianak menambahkan, ajaran Islam adalah harga mati yang bersumber dari Al-Quran dan hadist.
(A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016