Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis meminta kepada semua komponen masyarakat termasuk perguruan tinggi yang ada di provinsi itu untuk membantu pemerintah dalam menekan angka kemiskinan.
"Angka penduduk miskin di Kalbar sampai saat ini masih ada sekitar 303.060 orang dan ini kebanyakan berada di pedesaan. Sedangkan hampir 100 ribu ada di perkotaan," kata Cornelis di Pontianak, Rabu.
Dia menjelaskan, rata-rata penduduk miskin secara nasional ada sekitar 10,18 persen, dan Kalbar termasuk yang terendah.
Namun yang menjadi pertanyaan, kenapa di Kalbar masih banyak masyarakat miskin, padahal SDA kita sangat melimpah dan banyak yang bisa dimanfaatkan.
"Ini tentu menjadi tantangan besar bagi kita semua agar bisa lebih baik lagi dalam menekan angka kemiskinan ini. Ini tentu juga menjadi tugas semua komponen masyarakat, termasuk perguruan tinggi yang harus ikut membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat," tuturnya.
Cornelis juga memaparkan, untuk tahun 2015, Kalbar masih mengalami surplus beras, kebutuhan beras satu tahun sebanyak 693.530 ton, dimana kebutuhan masyarakat untuk konsumsi beras sebanyak 144 kilogram per tahun per orang.
Sedangkan untuk hasil produksi padi di Kalbar sebesar 1 juta ton lebih, sehingga Kalbar masih mengalami kelebihan 300 ribu ton lebih beras.
Sementara untuk Indeks Pembangunan Manusia Indonesia di Kalbar pada tahun 2015 sebesar 65,59 atau tumbuh 1,08 persen dan ini lebih tinggi dari pada nasional 0,94 persen.
"Jadi pada periode 2010 sampai 2015 IPM Kalbar tumbuh sebesar 1,14 persen per tahun, sedangkan Nasional hanya mencapai 0,89 per tahun. Ini menjadi tantangan kita ke depan agar ini bisa terus kita tingkatkan," katanya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Angka penduduk miskin di Kalbar sampai saat ini masih ada sekitar 303.060 orang dan ini kebanyakan berada di pedesaan. Sedangkan hampir 100 ribu ada di perkotaan," kata Cornelis di Pontianak, Rabu.
Dia menjelaskan, rata-rata penduduk miskin secara nasional ada sekitar 10,18 persen, dan Kalbar termasuk yang terendah.
Namun yang menjadi pertanyaan, kenapa di Kalbar masih banyak masyarakat miskin, padahal SDA kita sangat melimpah dan banyak yang bisa dimanfaatkan.
"Ini tentu menjadi tantangan besar bagi kita semua agar bisa lebih baik lagi dalam menekan angka kemiskinan ini. Ini tentu juga menjadi tugas semua komponen masyarakat, termasuk perguruan tinggi yang harus ikut membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat," tuturnya.
Cornelis juga memaparkan, untuk tahun 2015, Kalbar masih mengalami surplus beras, kebutuhan beras satu tahun sebanyak 693.530 ton, dimana kebutuhan masyarakat untuk konsumsi beras sebanyak 144 kilogram per tahun per orang.
Sedangkan untuk hasil produksi padi di Kalbar sebesar 1 juta ton lebih, sehingga Kalbar masih mengalami kelebihan 300 ribu ton lebih beras.
Sementara untuk Indeks Pembangunan Manusia Indonesia di Kalbar pada tahun 2015 sebesar 65,59 atau tumbuh 1,08 persen dan ini lebih tinggi dari pada nasional 0,94 persen.
"Jadi pada periode 2010 sampai 2015 IPM Kalbar tumbuh sebesar 1,14 persen per tahun, sedangkan Nasional hanya mencapai 0,89 per tahun. Ini menjadi tantangan kita ke depan agar ini bisa terus kita tingkatkan," katanya.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016