Jakarta (Antara Kalbar) - Baru 20 dari sekitar 2.000 rumah sakit di Indonesia pengguna konsep promosi kesehatan ala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kata pakar dari Masyarakat Promosi Kesehatan Indonesia, Prof Dr Hadi Pratomo.

"Angka ini kecil sekali, kurang dari satu persen," kata pakar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI itu di sela Seminar Internasional "Health Promoting Hospital: From Policy to Action" di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) di Jakarta, Senin.

WHO, ujarnya, telah mengembangkan konsep rumah sakit berbasis promosi kesehatan sejak 1988, yakni konsep kesehatan perlu diimplementasikan baik di struktur organisasi, anggaran, program, hingga di lingkungan masyarakatnya.

Ia mencontohkan, sebanyak 150 dari 650-an rumah sakit atau lebih dari 25 persen RS di Taiwan telah menggunakan konsep tersebut.

"Rumah sakit ini antara lain memberdayakan masyarakat sekelilingnya, mengolah limbahnya sendiri menjadi suatu yang bermanfaat, melakukan konservasi energi, atau membuat pusat budaya untuk balita di lobi RS-nya," katanya.

Hadi mengakui, konsep RS berbasis promosi kesehatan ini tidak berkembang baik di Indonesia, karena hanya sedikit yang mengimplementasikannya, antara lain RSUD Syamsudin Sukabumi dan  RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

Ia berharap konsep yang telah dimasukkan dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit itu lebih cepat lagi dilaksanakan di Indonesia dan mendorong berbagai lembaga pendidikan kesehatan untuk memperkenalkan konsep tersebut kepada peserta didiknya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Uhamka Dr Emma Rachmawati mengatakan, pihaknya sangat mendukung konsep tersebut diimplementasikan di berbagai RS di Indonesia, khususnya di jaringan RS Muhammadiyah.

"Karena itulah kami menjalin kerja sama dengan Jepang dan Taiwan. Muhammadiyah berkeinginan memiliki RS-RS dengan kualitas seperti ini," ujar Emma sambil menambahkan bahwa organisasi Muhammadiyah saat ini memiliki 112 rumah sakit.

(D009/E. Sujatmiko)

Pewarta: Dewanti L

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016