Pontianak  (Antara Kalbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memperingatkan masyarakat pesisir Kalimantan Barat untuk mewaspadai angin puting beliung yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.

"Untuk masyarakat pesisir, kita imbau agar bisa berhati-hati terhadap angin kencang. Bahkan potensi angin puting beliung bisa terjadi hingga satu pekan kedepan," kata prakirawan BMKG Supadio, Septika di Sungai Raya, Jumat.

Dia menjelaskan, hingga satu pekan ke depan, angin pada pagi sampai siang hari bertiup dari timur hingga tenggara, sedangkan pada siang hari bertiup dari tenggara hingga barat daya dengan kecepatan rata-rata antara 10 kilometer perjam.

"Yang perlu diwaspadai itu ketika sore hari, dimana angin bisa berembus diatas 10 knot pada sore hingga malam hari. Ini akan terjadi di wilayah pesisir Kalbar," katanya.

Angin kencang itu sendiri diakibatkan oleh adanya suhu tekanan rendah di wilayah bagian utara Indonesia, sementara pada bagian Selatan Indonesia udara justru mengalami tekanan tinggi.

"Akibat adanya dua tekanan tersebut, udara yang mengalir di Indonesia, termasuk Kalbar menjadi lebih tinggi dan mengakibatkan angin kencang," tuturnya.

Untuk kondisi cuaca di Kalbar, lanjutnya, sebagian besar berawan, namun suhu udara cukup tinggi antara 33 sampai 35 derajat celsius.

Sedangkan untuk potensi hujan di Kalimantan Barat sampai satu pekan kedepan, masih ada, namun dengan intensitas ringan hingga sedang. Untuk intensitas Sedang akan terjadi di Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Sekadau dan Melawi. Sedangkan untuk wilayah Kalimantan Barat lainnya akan terjadi hujan dengan intensitas ringan.

"Untuk titik hotspot sendiri, sampai Kamis kemarin mengalami penurunan, dimana dari pantauan satelit Modis, tidak ada mendeteksi titik api. Namun, dari pantauan satelit NOAA, ada terpantau 56 titik api yang tersebar di beberapa wilayah Kalbar," katanya.

Adapun sebaran titik api tersebut diantaranya Kapuas Hulu 1, Bengkayang 1, Ketapang 4, Landak 7, Melawi 9, Sanggau 17 dan Sintang 8.

"Kita juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan, karena beberapa hari terakhir seperti yang kita rasakan, asap tebal mulai menyelimuti Kalbar. Jadi kalau masyarakat masih membakar lahan, tentu mengakibatkan asap semakin tebal dan ini akan merugikan kita sendiri," kata Septika.***4***

(U.KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016