Sekadau (Antara Kalbar) - Program full day school yang sempat diwacanakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy belum cocok diterapkan di Kabupaten Sekadau. Letak geografis yang jauh antara rumah ke sekolah serta belum semua infrastruktur dibenahi sehingga sulit untuk merealisasikan hal tersebut.
"Sepertinya belum cocok di Kabupaten Sekadau. Karena masih banyak hal-hal yang barus dibenahi seperti infrastruktur dan fasilitas sekolah, selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah ujung tombak pendidikan itu sendiri. Kalau tiga hal tersebut seperti sekolah-sekolah di Jakarta pada umumnya, tentu suka tidak suka kita harus menerapkannya disini," ungkap Wakil Bupati Sekadau, Aloysius melalui pesan singkatnya.
Dia juga menjelaskan beberapa daerah di pelosok itu jarak tempuh ke sekolah juga jauh sehingga faktor geografis sangat penting. Dalam hal ini, lanjut dia, apakah memungkinkan membangun unit sekolah baru tapi populasi penduduknya tidak memungkinkan dan satu-satunya tak lain menyebrang ke kampung sebelah untuk bersekolah.
"Banyak hal yang harus dibenahi baru kita bisa berbicara banyak tentang full day school seperti kata pak mentri. Perlu ditambahkan juga kita di Kabupaten Sekadau sudah ada sekolah yang melaksanakan kegiatan ekstra," tutupnya.
Sementara itu Kadis Pendidikan Kabupaten Sekadau Djemain Burhan mengatakan hal senada. Sarana dan prasarana belum memungkinkan, tenaga guru masih kurang, kemampuan ekonomi orang tua juga rata-rata masih rendah. Selain itu, kemampuan pemda juga masih rendah terutama jika membiayai kebutuhan makan minum siswa jika diterapkan FDS.
"Belum cocok lah intinya di daerah kita, tapi tidak menutup kemungkinan tahun-tahun mendatang, 5-10 tahun yang akan datang pun masih perlu kita lihat lagi," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Sepertinya belum cocok di Kabupaten Sekadau. Karena masih banyak hal-hal yang barus dibenahi seperti infrastruktur dan fasilitas sekolah, selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah ujung tombak pendidikan itu sendiri. Kalau tiga hal tersebut seperti sekolah-sekolah di Jakarta pada umumnya, tentu suka tidak suka kita harus menerapkannya disini," ungkap Wakil Bupati Sekadau, Aloysius melalui pesan singkatnya.
Dia juga menjelaskan beberapa daerah di pelosok itu jarak tempuh ke sekolah juga jauh sehingga faktor geografis sangat penting. Dalam hal ini, lanjut dia, apakah memungkinkan membangun unit sekolah baru tapi populasi penduduknya tidak memungkinkan dan satu-satunya tak lain menyebrang ke kampung sebelah untuk bersekolah.
"Banyak hal yang harus dibenahi baru kita bisa berbicara banyak tentang full day school seperti kata pak mentri. Perlu ditambahkan juga kita di Kabupaten Sekadau sudah ada sekolah yang melaksanakan kegiatan ekstra," tutupnya.
Sementara itu Kadis Pendidikan Kabupaten Sekadau Djemain Burhan mengatakan hal senada. Sarana dan prasarana belum memungkinkan, tenaga guru masih kurang, kemampuan ekonomi orang tua juga rata-rata masih rendah. Selain itu, kemampuan pemda juga masih rendah terutama jika membiayai kebutuhan makan minum siswa jika diterapkan FDS.
"Belum cocok lah intinya di daerah kita, tapi tidak menutup kemungkinan tahun-tahun mendatang, 5-10 tahun yang akan datang pun masih perlu kita lihat lagi," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016