Surabaya, (Antara Kalbar) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan keinginannya untuk menggunakan mobil listrik dari hasil karya mahasiswa dan dosen ITS sebagai mobil dinasnya.
"Sebenarnya, saya sudah ngomong dengan Pak Hendro (Sekkota) untuk mobil dinas saya, sekalian mobil dinas pejabat kota saja sekalian," katanya di Surabaya, Jumat malam.
Saat menghadiri peluncuran Sapuangin Speed 4 yang hendak berlaga dalam "Student Formula" di Jepang pada 6-10 September 2016, ia menjelaskan ide untuk menggunakan mobil buatan mahasiswa ITS sudah ada sejak beberapa tahun lalu.
"Ide untuk menggunakan mobil buatan mahasiswa ITS sudah ada sejak beberapa tahun lalu, namun ide tersebut belum terlaksana hingga akhirnya saya ungkapkan lagi pada Pak Jhoni Hermana (Rektor ITS)," katanya.
Dalam kesempatan itu, Risma juga mengajak General Manager MOR V Pertamina yang hadir dalam acara tersebut untuk bergabung mewujudkan ide tersebut.
"Saya bangga, karena ini sebagian besar dikerjakan sendiri oleh mahasiswa dan dosen ITS. Artinya, ini bener-bener ciptaan sendiri bukan menyerahkan kepada orang lain," katanya.
Risma mengatakan, dirinya ingin mewujudkan smart city dengan menggunakan mobil listrik buatan dosen dan mahasiswa ITS.
"Saya berencana akan ke Silicon Valley Amerika. Di sana ada start-up yang menjadi penghubung antara perguruan tinggi, pebisnis dan pemerintah. Itu sinergi yang bagus," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap dan mendukung ITS untuk terus melakukan penelitian dalam pembuatan teknologi yang lain.
Sementara itu, Rektor ITS Jhoni Hermana tak ingin tim Sapuangin Speed 4 jatuh pada lubang yang sama seperti pada tahun lalu.
"Mudah-mudahan ke depan ini akan lebih baik dan apa yang menjadi kendala tahun kemarin bisa menjadi pembelaran," katanya.
Jhoni mengatakan target yang ia canangkan tahun ini adalah tim Sapuangin Speed 4 bisa masuk ke dalam 10 besar. "Sejauh ini persiapan sudah sangat baik. Mudah-mudahan bisa 10 besar," katanya.
Sementara itu, Witantyo selaku dosen Pembina mengatakan, timnya sudah bekerja untuk membenahi kekurangan tahun lalu, seperti pada sassis sehingga mampu berbelok dengan kecepatan yang lebih tinggi dan reliability-nya.
"Tahun lalu kecepatan mobil kita masih satu menit sepuluh detik. Tahun ini kami harap bisa mendekati satu menit per lap," katanya.
Ia juga berharap tahun ini Sapuangin Speed 4 bisa menembus 10 besar. "Dari sekitar 90 mobil, kita kemarin nomor 46. Tahun ini semoga lebih baik dan masuk 10 besar," tambahnya.
Tentang musuh yang menjadi ancaman terbesar masih berasal dari tim dari tuan rumah Jepang. Selain itu, tim dari Jerman juga menjadi lawan yang serius bagi tim Sapuangin.
Tim Sapuangin Speed 4 sendiri akan bertanding di Student Fomula, di Fukuoda Jepang, 6-10 September. Ini merupakan keempat kalinya mereka ikut serta.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Sebenarnya, saya sudah ngomong dengan Pak Hendro (Sekkota) untuk mobil dinas saya, sekalian mobil dinas pejabat kota saja sekalian," katanya di Surabaya, Jumat malam.
Saat menghadiri peluncuran Sapuangin Speed 4 yang hendak berlaga dalam "Student Formula" di Jepang pada 6-10 September 2016, ia menjelaskan ide untuk menggunakan mobil buatan mahasiswa ITS sudah ada sejak beberapa tahun lalu.
"Ide untuk menggunakan mobil buatan mahasiswa ITS sudah ada sejak beberapa tahun lalu, namun ide tersebut belum terlaksana hingga akhirnya saya ungkapkan lagi pada Pak Jhoni Hermana (Rektor ITS)," katanya.
Dalam kesempatan itu, Risma juga mengajak General Manager MOR V Pertamina yang hadir dalam acara tersebut untuk bergabung mewujudkan ide tersebut.
"Saya bangga, karena ini sebagian besar dikerjakan sendiri oleh mahasiswa dan dosen ITS. Artinya, ini bener-bener ciptaan sendiri bukan menyerahkan kepada orang lain," katanya.
Risma mengatakan, dirinya ingin mewujudkan smart city dengan menggunakan mobil listrik buatan dosen dan mahasiswa ITS.
"Saya berencana akan ke Silicon Valley Amerika. Di sana ada start-up yang menjadi penghubung antara perguruan tinggi, pebisnis dan pemerintah. Itu sinergi yang bagus," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap dan mendukung ITS untuk terus melakukan penelitian dalam pembuatan teknologi yang lain.
Sementara itu, Rektor ITS Jhoni Hermana tak ingin tim Sapuangin Speed 4 jatuh pada lubang yang sama seperti pada tahun lalu.
"Mudah-mudahan ke depan ini akan lebih baik dan apa yang menjadi kendala tahun kemarin bisa menjadi pembelaran," katanya.
Jhoni mengatakan target yang ia canangkan tahun ini adalah tim Sapuangin Speed 4 bisa masuk ke dalam 10 besar. "Sejauh ini persiapan sudah sangat baik. Mudah-mudahan bisa 10 besar," katanya.
Sementara itu, Witantyo selaku dosen Pembina mengatakan, timnya sudah bekerja untuk membenahi kekurangan tahun lalu, seperti pada sassis sehingga mampu berbelok dengan kecepatan yang lebih tinggi dan reliability-nya.
"Tahun lalu kecepatan mobil kita masih satu menit sepuluh detik. Tahun ini kami harap bisa mendekati satu menit per lap," katanya.
Ia juga berharap tahun ini Sapuangin Speed 4 bisa menembus 10 besar. "Dari sekitar 90 mobil, kita kemarin nomor 46. Tahun ini semoga lebih baik dan masuk 10 besar," tambahnya.
Tentang musuh yang menjadi ancaman terbesar masih berasal dari tim dari tuan rumah Jepang. Selain itu, tim dari Jerman juga menjadi lawan yang serius bagi tim Sapuangin.
Tim Sapuangin Speed 4 sendiri akan bertanding di Student Fomula, di Fukuoda Jepang, 6-10 September. Ini merupakan keempat kalinya mereka ikut serta.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016