Kabupaten Bogor, Jawa Barat (ANTARA) - Pengelola tempat istirahat dan pelayanan (rest area) KM 10A Tol Jagorawi mengungkapkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU menjadi andalan bagi pemudik Lebaran 1445 Hijriah yang menggunakan mobil listrik.
General Affair dan HRD Manager Rest Area KM 10A Budimansyah mengatakan bahwa SPKLU di rest area-nya memiliki dua nozzle dan berkapasitas 60 kWh, sehingga bisa melakukan pengisian ulang daya secara cepat (fast charging).
"Bagi pelanggan yang memiliki mobil listrik bisa mengisi ulang daya baterainya di sini, dalam jangka waktu 30 menit sudah mencapai 80 persen dari daya awal baterai 10 persen," ujar Budimansyah kepada ANTARA di Rest Area KM 10A Tol Jagorawi, Jakarta pada Sabtu.
Dia mengatakan bahwa biasanya banyak pemilik kendaraan listrik mengisi daya baterai mobil listriknya pada akhir pekan atau ketika momentum liburan dibandingkan pada hari biasa.
"Sebagai pengelola rest area kami mendukung Eco Green di Indonesia untuk menggunakan mobil listrik, karena untuk mewariskan bumi yang terjaga kepada generasi selanjutnya. Rencananya kita akan menambah dua nozzle lagi, kemarin sudah penawaran dari pihak PLN," kata Budimansyah.
Dia berharap kendaraan listrik menjadi semakin terjangkau dan perawatan yang lebih mudah agar semakin banyak masyarakat yang dapat menggunakan kendaraan ramah lingkungan tersebut.
Dalam kesempatan sama, pemudik dengan mobil listrik bernama Denny asal Ciracas mengungkapkan bahwa melakukan perjalanan mudik dengan mobil listrik perlu mengetahui lokasi-lokasi SPKLU di destinasi tujuan mudik.
"Intinya pertama kesiapan untuk mudik dengan mobil listrik kita harus memastikan kondisi mobilnya baik dan kedua harus mengetahui lokasi-lokasi SPKLU," ujar Denny.
Denny mengatakan bahwa dirinya sudah melakukan perjalanan mudik sebanyak tiga kali ke Bandung, dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pengisian ulang listrik jauh lebih hemat dibandingkan biaya mudik dengan menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil.
Untuk pengisian perjalanan mudik pulang-pergi dari Jakarta ke Bandung, Denny cukup mengeluarkan biaya Rp150.000 untuk perjalanan pulang-pergi. Sedangkan ketika mudik menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil, dirinya harus merogoh kocek Rp350.000 sampai dengan Rp450.000 untuk pengisian BBM.
"Saya mudik ke Bandung sudah tiga kali dengan menggunakan mobil listrik. Pengalamannya yang pasti lebih seru dan jauh lebih irit," ujar Denny.
Hal senada juga disampaikan oleh pemudik mobil listrik lainnya, yakni Silvester Budi Agung, yang mengakui bahwa dalam perjalanan mudik dari Surabaya ke Jakarta di sepanjang perjalanan di jalan tol telah tersedia SPKLU.
"Jadi saya mengisi ulang di perjalanan itu sekitar dua kali, kebetulan di sepanjang jalan tol telah tersedia SPKLU. Hematnya luar biasa," kata Silvester.
Sebagai informasi, Kementerian Perhubungan memproyeksikan sebanyak empat ribu mobil penumpang berbasis listrik akan digunakan pada masa mudik Lebaran 2024.
Kasubdit Uji Tipe Kendaraan Bermotor Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Yusuf Nugroho di Jakarta, Kamis, mengatakan angka tersebut merupakan proyeksi 18 persen dari total mobil listrik di tanah air yang berjumlah sekitar 23.238 unit.
Selain itu, mobil listrik yang digunakan untuk mudik tersebut tak hanya diperuntukkan untuk perjalanan luar kota saja, melainkan juga guna mobilitas dalam kota untuk silaturahim.
Baca juga: PLN UID Kalbar apel siaga kelistrikan jelang Idul Fitri 1445 H