Padang (Antara Kalbar) - Sejumlah masyarakat dari berbagai kalangan di kota Padang meminta kepada pemerintah untuk menyosialisasikan tentang kenaikan harga rokok yang akan mencapai Rp50.000 per bungkus.

"Rokok ini telah jadi kebutuhan bagi sebagian penting profesi kerja, jika ditingkatkan harganya perlu ada informasi yang jelas dan menyeluruh," kata salah seorang tokoh masyarakat di Kuranji Padang, Darmawi di Padang, Sabtu.

Menurutnya rokok menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat khususnya kelas bawah seperti kuli bangunan, petani, nelayan, pedagang dan supir angkutan umum, kenaikan harga tentu akan berdampak pada penghasilannya.

Selain itu bila rokok dinaikkan saja harganya tanpa ada sosialisasi maka cukup berpotensi terjadi konflik sosial.

"Sosialisasi ini penting khususnya dalam memberikan alasan kenaikan harga dan langkah terkait di dalamnya," ujar dia.

Sosialisasi ini, sebutnya dalam bentuk penjelasan mengenai kenaikan harga rokok, termasuk keuntungan dan kerugian atau ada tujuan lain di balik itu.

Menurutnya bila itu untuk menekan jumlah perokok dinilai sulit, sebab dengan harga mahal pun masyarakat tetap akan membeli.

Sebab rokok memiliki candu yang kuat kepada penghisapnya, bukan tidak mungkin nantinya justru muncul tindakan kriminal yang dilakukan masyarakat menengah ke bawah.

Meskipun demikian dia mendukung langkah pemerintah tersebut, namun dia mengingatkan efek sampingnya, untuk itu perlu ada persiapan solusi dari pemerintah mengatasi hal tersebut.

Senada dengan itu salah satu anggota PKK di Padang, Rozawati Hasan menilai sosialisasi kenaikan harga rokok ini penting khususnya diberikan kepada kaum perempuan.

Dalam hal ini kaum perempuan dapat menjadi penyuluh sekaligus solusi untuk menekan agar laki-laki atau suaminya yang perokok menjadi berhenti.

Menurutnya peranan wanita ini penting untuk mengingatkan kepada pria bahwa rokok telah mahal.

"Sebab banyak wanita atau istri yang mengeluh tidak cukup memperoleh hak karena suami perokok berat, rasanya ruang ini bisa jadi andalan pemerintah menerapkan kebijakan tersebut," ujarnya.

Sedangkan salah satu supir truk, Zulfitri yang merupakan perokok berat, sosialisasi kenaikan harga tersebut harus jelas terutama jenis rokok yang akan dijual dengan harga tersebut.

Kalau perlu ada tingkatan harga rokok dengan komposisi jumlah nikotin, tar dari yang terendah hingga tertinggi, tambahnya.

Sebab katanya bagi perokok berat dengan harga segitu tentu akan kemahalan terlebih bagi masyarakat tingkat ekonomi ke bawah.

"Untuk mengurangi mulai dari yang terendah hingga ke tinggi," katanya.

Warga lain yang merupakan ibu rumah tanggal, Rani berharap sosialisasi kenaikan harga rokok di tengah warga.

Ia yang mengaku perokok juga mengatakan tidak mudah memberhentikan merokok bila sudah terkena candu.

Bahkan bila tidak ada sosialisasi yang jelas terkait itu, dia memprediksi perokok tetap akan membeli rokok meski harganya mahal.

Sementara itu salah satu ulama, Yaswirman mengatakan kebijakan ini akan membuat dilema perokok namun menguntungkan pemerintah.

Menurut dia banyak perokok mengetahui bahaya dan makruhnya merokok namun jika sudah dapat candunya.

Bila hal ini diteruskan dan rokok tetap dibeli tentu akan meningkatkan cukai atau pemasukan.

Meski demikian dia berharap agar kenaikan harga rokok ini dibarengi penguatan halal atau tidaknya merokok dari majelis ulama.

Agar nantinya upaya untuk menekan perokok dapat berjalan maksimal.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016