Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Polda Kalbar, Irjen (Pol) Musyafak perintahkan kepada jajaran baik tingkat Polresta Pontianak dan Polres lainnya agar meningkatkan komunikasi dengan pihak pengurus gereja pasca-teror bom di Gereja Santo Yosef di Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/8).
"Termasuk meningkatkan komunikasi dengan Pangdam XII Tanjungpura, Dandim, dan Gubernur Kalbar dalam mensinergikan pengamanan seluruh tempat ibadah di Kalbar," kata Musyafak di Pontianak, Senin.
Peningkatan komunikasi tersebut supaya para jemaat dapat melaksanakan ibadahnya dengan khusyuk dan masyarakat sekitar juga tidak merasa terganggu, katanya.
Menurut dia, pihaknya juga sudah memerintahkan personel polisi di jajaran Polda Kalbar agar meningkatkan pengamanan tempat-tempat ibadah, tidak hanya Gereja, melainkan tempat ibadah lainnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyatakan, pelaku teror bom yang gagal meledakkan diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/8), banyak belajar soal merakit bom di warnet.
Ia mengatakan, dari ponsel yang disita aparat keamanan, diketahui pelaku teror terobsesi dengan tokoh ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi. Di dalam ransel pelaku juga ditemukan tulisan "I Love Al Baghdadi" beserta cuplikan-cuplikan dari hasil browsing di internet tentang ISIS.
Pelaku yang berinisial IAH yang merupakan pelaku percobaan bom bunuh diri di Gereja Stasi Santo Yosep, Medan, itu memang diduga terobsesi oleh salah satu tokoh kelompok militan negara Islam Irak dan Suriah ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi.
Ledakan yang diduga bom berkekuatan rendah itu terjadi sekitar pukul 08.20 WIB saat Pastor Albert Pandiangan, selesai membacakan kitab suci.
Saat itu tas ransel yang dibawa pelaku yang duduk di kursi barisan pertama meledak dan pelaku yang sempat menusuk lengan kiri Albert kemudian ditangkap umat.
Polisi yang tiba sesaat setelah kejadian kemudian menyisir gereja hingga pada pukul 10.10 WIB, Tim Penjinak Bahan Peledak Polda Sumut meledakkan bahan peledak yang masih tersisa di halaman gereja itu.
(U.A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
"Termasuk meningkatkan komunikasi dengan Pangdam XII Tanjungpura, Dandim, dan Gubernur Kalbar dalam mensinergikan pengamanan seluruh tempat ibadah di Kalbar," kata Musyafak di Pontianak, Senin.
Peningkatan komunikasi tersebut supaya para jemaat dapat melaksanakan ibadahnya dengan khusyuk dan masyarakat sekitar juga tidak merasa terganggu, katanya.
Menurut dia, pihaknya juga sudah memerintahkan personel polisi di jajaran Polda Kalbar agar meningkatkan pengamanan tempat-tempat ibadah, tidak hanya Gereja, melainkan tempat ibadah lainnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyatakan, pelaku teror bom yang gagal meledakkan diri di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/8), banyak belajar soal merakit bom di warnet.
Ia mengatakan, dari ponsel yang disita aparat keamanan, diketahui pelaku teror terobsesi dengan tokoh ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi. Di dalam ransel pelaku juga ditemukan tulisan "I Love Al Baghdadi" beserta cuplikan-cuplikan dari hasil browsing di internet tentang ISIS.
Pelaku yang berinisial IAH yang merupakan pelaku percobaan bom bunuh diri di Gereja Stasi Santo Yosep, Medan, itu memang diduga terobsesi oleh salah satu tokoh kelompok militan negara Islam Irak dan Suriah ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi.
Ledakan yang diduga bom berkekuatan rendah itu terjadi sekitar pukul 08.20 WIB saat Pastor Albert Pandiangan, selesai membacakan kitab suci.
Saat itu tas ransel yang dibawa pelaku yang duduk di kursi barisan pertama meledak dan pelaku yang sempat menusuk lengan kiri Albert kemudian ditangkap umat.
Polisi yang tiba sesaat setelah kejadian kemudian menyisir gereja hingga pada pukul 10.10 WIB, Tim Penjinak Bahan Peledak Polda Sumut meledakkan bahan peledak yang masih tersisa di halaman gereja itu.
(U.A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016