Sanggau (Antara Kalbar) - Terbakarnya Pasar Bodok pada Kamis (1/9) dinihari, seolah mengulang peristiwa yang sama puluhan tahun silam.
Pada tahun 1982 jantung kota Bodok digegerkan oleh kebakaran melanda. Api berkobar cepat tak menyisakan waktu bagi pemilik ruko untuk mengemas barang. 34 bangunan yang terletak di Jalan Merdeka itu dalam hitungan jam rata dengan tanah.Â
"Kejadian ini sama persis seperti tahun 1982. Api dari hulu menjalar ke hilir (hulu arah Sanggau ). Tak sempat kita mengemas barang lantaran gelap karena PLN keburu memadamkan listrik selang beberapa saat setelah kejadian itu. Ya 34 ruko menjadi rata seperti kejadian 34 tahun silam," ungkap Michan, di Bodok, Kamis (1/9).Â
Saya terbangun subuh tadi, lanjut bapak yang beberapa anaknya sudah merantau di negeri kangguru itu. Ia mendengar orang memukul tiang listrik.
Ia melihat dari atas tak ada orang, ia pikir orang kurang waras atau apalah. "Saya masuk lagi tak lama kembali terdengar pukulan itu, begitu saya keluar dan ternyata saya lihat di sana (sembari menunjuk ke arah jalan Sanggau ), asap putih sudah mengepul," katanya.
"Saya turun lari menyebrang jalan menuju toko saya, mau masuk tak lama lampu padam. Tak bawa senter atau penerangan lainnya, terpaksa kita keluar lagi dan kalau masuk mau ngapain kan ndak ada yang bisa dilihat untuk dibawa. Api cepat tak selang berapa lama, pemadam kebakaran disini tiba api sudah merambat ke beberapa toko dan kita cuma bisa terdiam melihat betapa cepatnya si jago merah melahap semua bangunan ini," lanjutnya.Â
Sementara itu, Aliong yang merupakan orang tua dari Riddik Riyanto yang berperan sebagai Gerry pada sinetron Anak Jalanan mengatakan hal senada.
"Kami bangun sudah menjalar ke sana kemari api itu. Tak ada yang bisa diselamatkan," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016
Pada tahun 1982 jantung kota Bodok digegerkan oleh kebakaran melanda. Api berkobar cepat tak menyisakan waktu bagi pemilik ruko untuk mengemas barang. 34 bangunan yang terletak di Jalan Merdeka itu dalam hitungan jam rata dengan tanah.Â
"Kejadian ini sama persis seperti tahun 1982. Api dari hulu menjalar ke hilir (hulu arah Sanggau ). Tak sempat kita mengemas barang lantaran gelap karena PLN keburu memadamkan listrik selang beberapa saat setelah kejadian itu. Ya 34 ruko menjadi rata seperti kejadian 34 tahun silam," ungkap Michan, di Bodok, Kamis (1/9).Â
Saya terbangun subuh tadi, lanjut bapak yang beberapa anaknya sudah merantau di negeri kangguru itu. Ia mendengar orang memukul tiang listrik.
Ia melihat dari atas tak ada orang, ia pikir orang kurang waras atau apalah. "Saya masuk lagi tak lama kembali terdengar pukulan itu, begitu saya keluar dan ternyata saya lihat di sana (sembari menunjuk ke arah jalan Sanggau ), asap putih sudah mengepul," katanya.
"Saya turun lari menyebrang jalan menuju toko saya, mau masuk tak lama lampu padam. Tak bawa senter atau penerangan lainnya, terpaksa kita keluar lagi dan kalau masuk mau ngapain kan ndak ada yang bisa dilihat untuk dibawa. Api cepat tak selang berapa lama, pemadam kebakaran disini tiba api sudah merambat ke beberapa toko dan kita cuma bisa terdiam melihat betapa cepatnya si jago merah melahap semua bangunan ini," lanjutnya.Â
Sementara itu, Aliong yang merupakan orang tua dari Riddik Riyanto yang berperan sebagai Gerry pada sinetron Anak Jalanan mengatakan hal senada.
"Kami bangun sudah menjalar ke sana kemari api itu. Tak ada yang bisa diselamatkan," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016