Pontianak (Antara Kalbar) - PSSI Persiwah Mempawah dengan tegas membantah sekaligus melakukan klarifikasi tudingan "sepakbola gajah" ketika kalah telak 0-7 dari kesebelasan Porselama Bengkayang di laga penentu menuju grand final lanjutan Liga Nusantara Zona Kalbar yang dihelat di Kabupaten Sintang, 20/9 - 5/10.

Sekretaris Pengurus Harian PSSI Persiwah Mempawah, Ismayuda saat dihubungi di Mempawah, Rabu mengungkapkan pertandingan Persiwah di Sintang pada lanjutan Liga Nusantara zona Kalbar yang kalah dari Delta 1-2 Khatulistiwa, menang atas Sambas 1-0, kalah dari Sanggau dengan skor 4-3, kemudian menang atas Sintang 2-1, selanjutnya dilaga akhir kalah telak 0-7 dari kesebelasan Porselama Bengkayang adalah murni permainan "fair play" yang dilakoni Persiwah Mempawah.

"Semua partai yang Persiwah mainkan sepanjang laga versus Delta Kapuas Pontianak, Gabsis Sambas, Sanggau, Persista dan Porselama kita anggap partai final dan semua partai itu tentu kita mainkan secara fair play. Tidak ada unsur pengaturan skor," tegasnya.

Secara teknis, lanjut Ismayuda, memang harus diakui keseimbangan permainan Persiwah Mempawah sepanjang memainkan semua jadwal pertandingan lanjutan Liga Nusantara Zona Kalbar di Sintang agak terganggu.

"Hal itu diakibatkan karena banyak pemain inti kita yang terkena akumulasi kartu, ditambah dengan cideranya sejumlah pemain, baik cidera berat maupun cidera ringan," kata Ismayuda.

Pelatih Persiwah Mempawah, Tri Indra Gunawan mengakui sepanjang mengikuti kompetisi lanjutan Liga Nusantara di Sintang mayoritas pemain-pemain utama Persiwah mengalami cidera.

Gangguan cidera terhadap para pemain Persiwah Mempawah itu umumnya dialami pemain pasca memenangkan pertandingan versus Persista Sintang 2-1.

"Jujur sebenarnya kita agak kecewa ketika Persiwah Mempawah versus Persista Sintang, karena banyak pelanggaran keras dilakukan tim Persista hingga banyak pemain kita yang mengalami cidera," kata pelatih Tri Indra Gunawan.

Tri Indra Gunawan menyayangkan dilaga penentu versus Porselama Bengkayang pihaknya terpaksa memainkan 90 persen pemain cadangan.

"Karena kita sudah tidak punya pilihan lain. Syahris kartu Merah, Mawan Karmawan, Hadiman, Andi Prahara, Ikhsan, Deni Handani cidera berat, mereka tidak bisa kita paksakan bermain, belum lagi akumulasi kartu," ujarnya.

Ketua Asosiasi PSSI Mempawah, Rahmad Satria turut membantah berbagai tudingan yang dialamatkan kepada Persiwah Mempawah. Secara internal pengda PSSI Mempawah turun langsung melakukan investigasi terkait kisruh "sepakbola gajah" yang dialamatkan ke Persiwah Mempawah usai kalah telak 0-7 dari Porselama Bengkayang.

"Sudah kita mintai keterangan offisial, pelatih, para pemain, mereka semua sudah memberikan penjelasan dengan fakta-fakta yang sebenarnya. Jadi tidak benar dan tidak mendasar jika Persiwah Mempawah dituding memainkan sepak bola gajah versus Porselama Bengkayang," tegas Rahmad Satria.

Meski tak dipungkiri Persiwah Mempawah mencatat sejarah kelam karena kalah telak 0-7 dari Bengkayang pada laga lanjutan Liga Nusantara Zona Kalbar di Sintang. PSSI Persiwah Mempawah berjanji akan melakukan evaluasi guna perbaikan tim kedepan.

Menyangkut surat Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dan Pengawas Pertandingan (PP) Sintang yang menjatuhkan sanksi skor 2 (dua) tahun larangan bermain kepada Persiwah Mempawah, Ketua Pengda Asosiasi PSSI Mempawah dengan tegas akan mengenyampingkan sanksi komdis dan Pengawas Pertandingan (PP) PSSI Sintang.

"Secara prinsip kami kira sanksi tersebut tidak sesuai dengan ketentuan. Kita juga punya dasar dan alasan yang kuat, fakta hukumnya jelas. Tentu kita siap untuk melakukan pembelaan atas tudingan dan sanksi yang dijatuhkan komdis dan PP PSSI Sintang," kata Rahmad Satria.

Rahmad Satria meragukan jika sanksi yang dibuat komdis dan PP PSSI lanjutan Liga Nusantara Zona Kalbar tahun 2016 tertanggal 4 Oktober 2016 karena tidak mendasar dan tidak berlandaskan aturan PSSI.

"Kita sangat menyayangkan atas tudingan maupun pemberitaan media massa yang mencitrakan Persiwah Mempawah memainkan sepakbola gajah. Mengapa begitu tendensius menuding Persiwah Mempawah main sabun, atau curang, tidak benar itu," tegas Rahmad Satria.

Secara logika Rahmad Satria menuturkan jika Persiwah Mempawah versus Porselama Bengkayang bermain draw saja otomatis Persiwah sudah masuk grand final, apalagi menang 1-0 atas Bengkayang.

Namun kenyataannya pemain Persiwah Mempawah memang tidak bisa bermain baik akibat sejumlah pemain inti mengalami cidera.

Karena itu kekalahan telak 0-7 dari Porselama Bengkayang diakui karena diatas kertas dan lapangan Porselama Bengkayang unggul dalam kualitas pemain.

"Kalah menang merupakan hal biasa dalam sepakbola. Pemain, pelatih dan pengurus memaklumi kondisi tim yang tidak memungkinkan. Kita `overmarch` atas kondisi yang sulit, tapi kita masih berusaha tetap solid bermain di lapangan. Meski kenyataannya tim sudah keteteran atas cidera dan akumulasi kartu. Tapi kita tetap fair play dan menjunjung sportifitas menuntaskan pertandingan," jelas Rahmad Satria.

Meski demikian Pengda Asosiasi PSSI Kabupaten Mempawah mengapresiasi atas sukses penyelenggaraan lanjutan Liga Nusantara Zona Kalbar 2016 di Kabupaten Sintang. Pihak PSSI Mempawah mengucapkan terimakasih kepada panitia penyelenggara.

Sementara Supriyadi, perwakilan wasit dari Kabupaten Mempawah menyatakan prihatin atas kinerja Pengawas Pertandingan pada lanjutan Liga Nusantara Zona Kalbar 2016 di Sintang. "Saya kira semua tim sudah berjuang mati-matian untuk merebut kemenangan pada saat melakoni pertandingan. Tidak mungkin Persiwah Mempawah melakukan pembiaran, Persiwah sudah fair play dalam bertanding," ujar Supriyadi.

Selain Supriyadi, Komisi Wasit dan Pengawas Pertandingan (PP) PSSI Mempawah Mulyadi menilai jika sanksi yang dijatuhkan komisi disiplin dan Pengawas Pertandingan (PP) PSSI Sintang tidak tepat.

Sebab, sepatutnya "fair play" dan penjatuhan sanksi telah diatur dalam peraturan umum pertandingan PSSI Nomor KEP/01/1/2008.

Pewarta: Aries Zaldi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016