Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu.
Dalam kunjungan tersebut, Jokowi menegaskan pentingnya pembangunan smelter untuk bauksit, yang merupakan langkah lanjutan setelah nikel dalam agenda besar hilirisasi Indonesia.
"Kita masuk ke bauksit, di sini yang bauksit karena biji bauksit yang paling banyak itu memang berada di Provinsi Kalimantan Barat," ujar Jokowi ketika menyampaikan keterangan pers usai peninjauan, seperti disampaikan Biro Pers Sekretariat Presiden RI.
Presiden Jokowi juga menekankan bahwa tujuan utama dari proyek ini adalah untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor alumina.
Dia menyebut bahwa nantinya alumina yang diproduksi di SGAR akan dikirim ke Kuala Tanjung untuk diolah menjadi aluminium.
"Saya kira ini akan menjadi substitusi impor, sehingga devisa kita tidak keluar, bisa menyimpan devisa lebih banyak lagi," katanya.
Presiden pun berharap proyek SGAR dapat selesai pada Juni 2024 mendatang dan akan beroperasi penuh pada awal 2025.
Ia kemudian memaparkan visi integrasi industri ini dengan sektor lainnya, seperti pembuatan komponen kendaraan listrik (EV), yang akan melibatkan bahan baku nikel dan tembaga.
"Ini adalah pekerjaan besar, ekosistem besar yang mau kita bangun ini. Body-nya mungkin dari aluminium, kemudian EV battery-nya dari nikel masuk, yang untuk apa tembaganya untuk komponen-komponen yang lain, kabel, dan lain-lain jadi satu terintegrasi," kata Jokowi.
Sedangkan terkait upaya percepatan pembangunan smelter, Presiden menegaskan bahwa proyek ini adalah bagian dari rencana yang sudah berjalan, dengan nikel dan tembaga sebagai komponen yang juga sedang dikembangkan.
"Itu yang kita harapkan sehingga semuanya efisien, barangnya kompetitif, bisa bersaing dengan barang-barang dari negara lain. Tujuannya ke sana," ujar Presiden Jokowi pula.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam peninjauan ini adalah Ketua Komisi V DPR RI Lassarus, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Penjabat Gubernur Kalbar Harisson, dan Bupati Mempawah Erlina Nosran.