Pontianak (Antara Kalbar) - Sebanyak 571 peserta ikuti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Pelajar dan Guru Agama Islam se-Kota Pontianak tahun 2016, kata Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono.

"Kami berharap melalui kegiatan MTQ itu, nantinya tercipta generasi muda yang Qurani dan Islami. Artinya, generasi muda Islam yang senantiasa berpedoman pada Al Quran dan hadits dalam segala aspek kehidupan," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Rabu.

Ratusan peserta, sebelum bertanding berparade di Jalan Prof M Yamin, mulai dari MTsN 2 Pontianak menuju Masjid Darul Falah untuk mengikuti acara pembukaan MTQ Tingkat Pelajar yang digelar mulai 12  14 Oktober 2016, dengan peserta dari tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/sederajat serta guru-guru Agama Islam se-Kota Pontianak.

"Kalau ini terus diterapkan, masyarakat Kota Pontianak akan merasakan hasil jerih payah yang kita lakukan saat ini dengan terciptanya generasi muda yang Qurani dan Islami, ujarnya.

Untuk itu, lanjut Edi, para orang tua, kepala sekolah, dewan guru, khususnya guru-guru Agama Islam termasuk pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) memiliki peranan yang besar untuk membentuk generasi yang Qurani dan Islami. Sebagai gambaran, anak-anak generasi yang Qurani dan Islami, di mana Al Quran menjadi pedoman hidup, bisa dilihat melalui perilaku, sikap dan interaksi mereka dengan orang tua maupun guru-gurunya.

"Kita harapkan mereka terbentuk menjadi generasi yang mempunyai akhlakul qarimah," harapnya.

Salah satu upaya menciptakan generasi yang Qurani dan Islami itu, adalah dengan menerapkan sejak dini kepada anak-anak untuk bisa membaca Al Quran. Paling tidak lulusan SD sudah bisa membaca Al Quran. "Lebih baik lagi kalau sudah khatam Al Quran seluruhnya baik sejak di tingkat SD, SMP, hingga SMA," kata Edi.

Sementara itu, Ketua LPTQ Kota Pontianak, Mulyadi menyatakan, cabang-cabang yang dilombakan adalah seluruh cabang yang diperlombakan dalam MTQ umumnya, terkecuali Hifzil Quran 20 juz dan 30 juz. Hifzil merupakan lomba hafalan Al Quran. "Jadi, yang diperlombakan hanya Hifzil 10 juz," katanya.

Sedangkan cabang yang diikuti guru Agama Islam adalah cabang tartil. Ini merupakan pertama kalinya guru Agama Islam mengikuti MTQ bersama siswa didiknya. Hal ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan guru Agama Islam sebagai pendidik.

"Sehingga, anak didik dan guru-gurunya juga ikut lomba MTQ. hal itu sangat mempengaruhi proses penanaman dalam pembacaan Al Quran, mulai dari TK, SD, SMP dan SMA," jelasnya.

Ketua Panitia MTQ Tingkat Pelajar dan Guru Agama Islam, Aswani Samhudi mengatakan, MTQ ini bertujuan dalam rangka upaya meningkatkan kesadaran para pelajar dan Guru Agama Islam tentang pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam Al Quran.

"Sehingga dapat menjadi landasan moral, etika dan landasan spiritual yang kuat bagi generasi yang Islami," katanya.


Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016