Pontianak (Antara Kalbar) - Provinsi Kalimantan Barat menggelar pameran buku atau "book fair" dan diharapkan meningkatkan literasi yang masih rendah, kata Kepala Badan Perpustakaan Kearsipan dan Dokumentasi (BPKD) Kalbar Ignasius IK.

"Saat ini tingkat literasi atau keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca buku kepustakaan di Tanah Air masih ketinggalan jauh jika dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN. Malaysia, berada di peringkat ke-53 dalam kajian tersebut, dan menunjukkan bahwa minat baca dan budaya literasi kita masih sangat rendah," kata Ignasius IK, di Pontianak, Kamis.

Padahal, menurut dia, pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tantangan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah menciptakan sumber daya manusia terampil dan berdaya saing global.

Namun, jumlah penerbitan buku di Indonesia juga masih jauh dari ideal.

Berdasarkan data yang dirilis Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) pada 2005, jumlah penerbitan buku di Indonesia sebanyak 30.000 judul per tahun.

Jumlah itu masih sangat kurang jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia mencapai 240 juta jiwa, katanya lagi.

"Karena itulah Pemprov Kalbar berinisiatif menggelar pameran buku dengan skala lebih besar, dengan menghadirkan penerbit dari Kalbar dan sejumlah daerah untuk mendorong budaya literasi di Kalbar," katanya lagi.

Kepala Unit Pelayanan Perpustakaan Provinsi Kalbar Untad Dharmawan menambahkan, tingkat literasi di Kalbar juga masih berada di posisi mengkhawatirkan.

Data Susenas 2015, Untad mengatakan lagi, Kalbar berada di posisi delapan besar terbawah jika dilihat dari persentase aktivitas siswa membaca dalam seminggu.

"Persentase siswa membaca di Kalbar tercatat sebesar 79,70 persen, sehingga menjadi kewajiban kita bersama untuk terus meningkatkan minat atau budaya membaca di Kalbar," ujarnya lagi.

Ia menambahkan, Perpustakaan Kalbar selama ini terus menambahkan koleksi bacaan untuk meningkatkan minat baca dan angka kunjungan ke perpustakaan yang dipimpinnya.

Saat ini koleksi di perpustakaan tersebut mencapai 191.659 eksemplar, dan juga telah mendistribusikan buku-buku ke berbagai daerah dan komunitas, yakni 214 ribu eksemplar dari 5.785 judul buku telah didistribusikan sepanjang tahun 2013-2015.

"Hingga saat ini sebanyak 205 pos sarana penerima buku-buku tersebut, mulai dari perpustakaan di wilayah perbatasan dengan Malaysia hingga perpustakaan komunitas yang dikelola oleh masyarakat, di hotel bahkan di warung kopi pun, kami titipkan buku-buku untuk dibaca masyarakat," katanya pula.

Kalbar Book Fair digelar di Rumah Radakng di Jalan Sutan Syahrir, mulai 26 Oktober hingga 1 November 2016.

Pameran buku terbesar di Kalbar itu menghadirkan 40 penerbit dan sejumlah komunitas serta instansi pemerintah.

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016