Pontianak (Antara Kalbar) - Satu penggali sumur di SMP Torsina Singkawang, Kalimantan Barat, tewas tertimbun tanah yang digalinya sedalam tiga meter, Rabu siang.

"Pekerjanya ada tiga orang, atas nama Bambang Suli alias Mamang (50), Rozab (40) dan Reza (22)," kata Kapolsek Singkawang Selatan AKP Sukrie.

Hanya saja, ujar Sukrie, pekerja atas nama Bambang Suli alias Mamang telah meninggal dunia. Lantaran berada paling bawah dari sumur yang di galinya.

"Sementara dua korban lainnya, yakni Rozab dan Reza berhasil selamat dan sekarang masih di rawat di RSUD Abdul Aziz Singkawang," tuturnya.

Menurut Sukrie, ketiga korban ini merupakan warga Jalan Alianyang Gang Keluarga, RT 34 Kelurahan Pasiran, Singkawang Barat. "Untuk korban yang meninggal, langsung di bawa ke rumah duka," ujarnya.

Sedangkan dua korban lainnya, masih di rawat di RSUD Abdul Aziz Singkawang, dengan kondisi yang masih "shock". "Kedua korban ini masih sadar dan bisa di ajak komunikasi, hanya saja masih dalam kondisi `shock`," tuturnya.

Menurut Sukrie, tanah yang digali ketiga korban ini memang terbilang lembut dan rawan longsor. Namun dirinya belum bisa berkoordinasi dengan pihak sekolah, apakah ini merupakan pekerjaan galian lubang sumur atau WC.

Dalam kesempatan itu, Pengawas Yayasan Sekolah SMP Torsina Singkawang, Sanjaya mengaku, tidak tahu atas kejadian tersebut. Saat kejadian dia tidak berada di sekolah.

"Kemudian siswa pun sepertinya sudah banyak yang pulang usai melaksanakan ulangan," katanya.

Menurut dia, pembuatan sumur air itu berawal dari SMP Torsina yang memerlukan satu titik air. "Atas kebutuhan itu, akhirnya kita pun menawarkan pekerja untuk satu titik air dengan upah sebesar Rp4 juta," ujarnya.

Harusnya, lanjut Sanjaya, mereka (pekerja) kerjanya hari Kamis. "Tapi tidak tahu, mengapa mereka mendahului jadwal kerja," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Yayasan SMP Torsina Singkawang, Kapten Inf M Sianipar mengaku prihatin atas kejadian itu.

"Saya mendapat kabar sekitar pukul 12.00 WIB dan langsung menuju ke sekolah guna membantu polisi dan masyarakat mengevakuasi korban," kata Sianipar.

Dari pantauan di lapangan, sejumlah anggota TNI, Polri dan masyarakat dikerahkan untuk mengevakuasi korban yang meninggal. Karena korban yang tertimbun tanah cukup dalam sehingga membutuhkan satu jam untuk mengevakuasi korban ke daratan.

Di tempat terpisah, Kapolres Singkawang, AKBP Sandi Alfadien Mustofa berjanji akan melakukan penyelidikan terkait kejadian itu. "Apalagi dalam kejadian tersebut telah merenggut nyawa pekerja," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora dan Rudi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016