Sanggau (Antara Kalbar) - Kebijakan pemerintah yang akan memberlakukan ujian nasional berbasis komputer untuk pelajar tingkatan SMP dan SMA/SMK/sederajat disambut baik sejumlah kalangan di Kabupaten Sanggau.
.
"Bagus keputusan ini, saya kira sangat baik. Hanya saja, kita masih punya kendala teknis seperti listrik dan juga internet. Belum lagi unit penyelenggara UNAS yang harus ekstra karena kemungkinan banyaknya kendala yang bakal dihadapi," ungkap penggiat pendidikan di Sanggau, Zainuri.
Menurut dia, apa yang dilakukan kementerian adalah sebuah terobosan yang berani serta untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
Namun, sekolah yang bakal menjadi unit pelaksana tentunya mesti dipersiapkan dengan seoptimal mungkin. Hal ini penting mengingat belum semua sekolah menerapkan atau memanfaatkan laboratorium komputer secara maksimal.
"Ada sekolah-sekolah yang sudah pernah menerapkan berbasis komputer. Namun tidak semua sekolah bisa seperti itu. Artinya dinas terkait harus bekerja ekstra. Apalagi jika dikaitkan dengan kompetensi peserta didik yang belum seluruhnya terbiasa dengan sistem ini," jelasnya.
Untuk itu, tegas Zainuri, kendala yang dihadapi daerah tidak akan bergeser dari persoalan teknis tersebut, mengingat kondisi pendidikan di daerah yang masih belum bisa sepenuhnya setara dengan pendidikan yang ada di perkotaan sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Sanggau.
"Bicara sistem, saya kira ini langkah kemajuan yang dibuat pemerintah. Saya kira ini harus konsisten dilaksanakan. Jangan sampai kesannya ganti menteri ganti kebijakan sehingga dunia pendidikan kita ini tidak konsisten. Kesannya menjadi percobaan saja, tetapi ending-nya tidak dapat," pungkas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
.
"Bagus keputusan ini, saya kira sangat baik. Hanya saja, kita masih punya kendala teknis seperti listrik dan juga internet. Belum lagi unit penyelenggara UNAS yang harus ekstra karena kemungkinan banyaknya kendala yang bakal dihadapi," ungkap penggiat pendidikan di Sanggau, Zainuri.
Menurut dia, apa yang dilakukan kementerian adalah sebuah terobosan yang berani serta untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
Namun, sekolah yang bakal menjadi unit pelaksana tentunya mesti dipersiapkan dengan seoptimal mungkin. Hal ini penting mengingat belum semua sekolah menerapkan atau memanfaatkan laboratorium komputer secara maksimal.
"Ada sekolah-sekolah yang sudah pernah menerapkan berbasis komputer. Namun tidak semua sekolah bisa seperti itu. Artinya dinas terkait harus bekerja ekstra. Apalagi jika dikaitkan dengan kompetensi peserta didik yang belum seluruhnya terbiasa dengan sistem ini," jelasnya.
Untuk itu, tegas Zainuri, kendala yang dihadapi daerah tidak akan bergeser dari persoalan teknis tersebut, mengingat kondisi pendidikan di daerah yang masih belum bisa sepenuhnya setara dengan pendidikan yang ada di perkotaan sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Sanggau.
"Bicara sistem, saya kira ini langkah kemajuan yang dibuat pemerintah. Saya kira ini harus konsisten dilaksanakan. Jangan sampai kesannya ganti menteri ganti kebijakan sehingga dunia pendidikan kita ini tidak konsisten. Kesannya menjadi percobaan saja, tetapi ending-nya tidak dapat," pungkas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017