Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Kalimantan Barat, M Zeet Hamdy Assovie mengharapkan Nahdlatul Ulama, khususnya NU daerah setempat dapat berperan meningkatkan pembangunan di segala bidang, terutama dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat terhadap permasalahan sosial yang terjadi.

"Yang namanya pembangunan tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah tanpa dukungan masyarakat, termasuk warga NU. Melalui Ulama, tokoh-tokoh agama, tokoh intelektual hendaknya NU dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat, menjadi agen perubahan di tengah-tengah kompleksitas masalah di Kalbar," kata M Zeet di Pontianak, Selasa.

Selaku Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalbar, ia menilai bahwa NU merupakan warisan para pejuang kemerdekaan dan berperan dalam lahirnya Republik Indonesia dan setia menjaga Pancasila dalam bingkai NKRI.

Sebagai organisasi terbesar NU dipandang mampu mempertahankan dan menyeimbangkan antara kekuatan tradisionalisme dan kekuatan modern, mempertahankan kearifan tradisi dan kemampuan modernitas serta mengedepankan nilai-nilai Islam moderat.

"NU mampu mengarahkan umatnya untuk bersikap toleran, menekankan keserasian hidup di tengah lingkungan masyarakat yang begitu majemuk, menghormati agama lain serta menghindardari sikap fundamentalisme dan radikalisme," tuturnya.

Saat ini bangsa Indonesia sedang dihadapkan dengan berbagai permasalahan, terutama di bidang ekonomi dan sosial yang cukup kompleks terkait dengan degradasi moral, penyalahgunaan narkoba, kemiskinan, kebodohan, kriminalitas yang semakin marak, masalah lingkungan hidup dan munculnya gerakan radikalisme bahkan terorisme yang mengatasnamakan agama serta intoleransi antarumat beragama.

Berkenaan dengan hal itu, maka pembinaan dan pembangunan di bidang agama dan pendidikan mempunyai kedudukan dan peranan amat penting sebagai bagian integral dari upaya meletakkan landasan moral dan spiritual yang kokoh bagi keberhasilan pelaksanaan pembangunan Nasional dan Daerah.

M Zeet juga mengatakan, Indonesia sebagai Negara multikultural yang memiliki keanekaragaman baik dalam bahasa, suku, ras/etnis dan agama memiliki kerentanan terjadinya konflik.

Untuk itu, di negara yang sarat dengan keberagaman ini, hendaknya bisa saling menghormati, toleransi terhadap perbedaan dan tidak serta merta mengecam kelompok lain hanya disebabkan karena sebuah perbedaan.

Toleransi, menurutnya, bukanlah berarti seseorang harus mengorbankan kepercayaan atau prinsip yang dianutnya, tetapi toleransi berarti harus bisa menghargai pihak lain, baik pemikiran, gagasan maupun kepercayaannya.

"Agama apa pun tidak ada yang mengajarkan untuk melakukan kekerasan," kata M Zeet.
(U.KR-RDO/E001)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017