Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua DPD "Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita)" Kalimantan Barat, Nugroho Hendray Eka Saputra berpendapat pengembangan wisata di Kalbar harus mengedepankan kreatifitas sektor pemerintah maupun pelaku industri pariwisata.

"Provinsi Kalbar punya objek wisata potensial, yang jika tergali secara profesional maka mampu bersaing bahkan melampaui destinasi yang ada di daerah lainnya di Indonesia," ucapnya di Pontianak, Jumat.

Namun sejauh ini masih terjebak pada persoalan infrastruktur, padahal persoalan destinasi menuntut adanya kreatifitas, ujarnya.

Ia menambahkan bahwa Kalbar terutama di Pontianak harus ada jadwal even-even yang jelas dan punya kalender tetap setiap tahunnya.

"Jangan tahun ini ada, tahun depan tidak ada. Even-even yang telah masuk atau ditetapkan dalam kalender wisata juga harus diatur skalanya atau segmennya untuk siapa untuk lokal atau mancanegara. Semua harus diatur, ini yang saya lihat belum jelas," kata dia.

Nugroho mencontohkan di Pontianak misalnya banyak even-even bernuansa budaya atau sejarah yang bisa dijadikan destinasi wisata, seperti keraton, tarian, saprahan, klenteng tua, Pelabuhan Senghie dan lain sebagainya.

"Even-even pun tidak harus hanya budaya, bisa juga dalam bentuk sport event, event convention atau pertemuan, seperti tidak lama lagi Kalbar akan menjadi tuan rumah hari pangan sedunia bulan Oktober 2017," ujarnya.

Ia membandingkan dan bisa menjadi contoh Kalbar seperti pengembangan di di Malaysia yang kulturnya relatif sama dan jika ke Kalbar mereka membawa travel, medical tourisme, destinasi wisata.

"Sekarang kita mau menyapa dunia, dengan apa. Pemerintah dan stakeholder harus duduk bersama merancang strategi bagaimana sektor pariwisata Kalbar dapat menarik minat wisatawan sebanyak-banyaknya. Dan yang lebih penting lagi, bagaiamana para wisatawan itu bisa bekunjung lama di Kalbar," kata dia.

Terpenting lagi paparnya pemerintah dan stakeholder dapat merancang even-even apa saja yang punya nilai jual dan bisa menyeleksi hanya even yang bermutu saja.

"Nah untuk tugas jual dan promosi tugas kami Asita, membuat paket-paket wisata. Jangan sebentar ada sebentar tidak. Target kita, bagaimana wisatawan tidak hanya sekedar datang tapi memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat," katanya.

Menurutnya juga bahwa perlu diperhatikan pengembangan wisata bukan hanya ramai dihadiri oleh warga setempat saja tanpa membawa tamu dari luar. Saat ini menurutnya setiap kegiatan hanya banyak - banyak orang setempat hadir dan dampak pariwisatanya sangat sedikit. Padahal dampak wisata adalah bagaimana ekonomi bergeliat dan orang luar dapat makan, berbelanja dan menginap di Pontianak.

"Aktivitas pariwisata, bukan seremonial atau pesta-pesta karena pengunjung yang datang tak jelas. Selama ini kan terkesan kalau selesai ya sudah, yang penting kepala daerah senang, acara lancar, soundsystem tidak ngadat. Kadang meriah pas di pembukaan saja, setelah itu entah kemana. Kita ini hanya cari ramai, kayak orang politik saja," katanya.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017