Chicago (Antara Kalbar) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena dolar di bawah tekanan laporan penggajian (payrolls) AS Januari yang ditandai pertumbuhan upah lemah, mengurangi alasan untuk kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Maret naik 1,4 dolar AS, atau 0,11 persen, menjadi menetap di 1.220,80 dolar AS per ounce.

Para pedagang masih dalam proses menyesuaikan posisi mereka setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Februari. Investors percaya The Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,75 ke 1,00 paling cepat selama pertemuan FOMC Mei.

Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,75 ke setidaknya 1,00 adalah pada 13 persen untuk pertemuan Maret dan 36 persen untuk pertemuan Mei.

Namun, keuntungan emas dibatasi oleh laporan ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan, menunjukkan penggajian (payrolls) non pertanian meningkat 227.000 pada Januari.

Para analis mencatat penguatan dalam konstruksi dan juga penguatan dalam tingkat partisipasi angkatan kerja yang naik sebesar 0,2 persen menjadi 62,9 persen.

"Pasar tampaknya menjadi melihat data upah lemah, yang menandakan tekanan inflasi agak lemah, dan karena itu kurang perlu bagi Fed untuk menaikkan suku bunga," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Indeks dolar AS naik 0,1 persen menjadi 99,91 pada pukuk 18.45 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Perak untuk pengiriman Maret naik lima sen, atau 0,29 persen, menjadi ditutup pada 17,479 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 7,1 dolar AS, atau 0,71 persen, menjadi ditutup pada 1.006,70 dolar AS per ounce.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017