Jakarta (Antara Kalbar) - Studi dan riset Citra Indonesia yang dilakukan oleh Kantor Staf Kepresidenan mendorong kementerian dan lembaga melakukan sinergi untuk meningkatkan citra Indonesia di tingkat global, baik di sektor pariwisata, perdagangan, maupun investasi.

"Menginspirasi masyarakat Indonesia, pengusaha, birokrasi, baik di pusat maupun daerah, untuk bergerak bersama mewujudkan 'goal' itu karena apa pun yang kita slogankan harus bisa tersampaikan ke masyarakat luas," kata Deputi III KSP Bidang Ekonomi Denni Puspa Purbasari di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin.

Menurut Dewi, Presiden Joko Widodo telah menyoroti sejumlah kementerian dan lembaga yang mencitrakan Indonesia secara masing-masing untuk melakukan pencitraan yang terarah dan fokus.

Dewi mengatakan riset mengenai citra bangsa yang dilakukan di 16 negara tersebut dilakukan dengan metodologi yang konsisten sehingga prosesnya berimbang.

Sejumlah responden itu terbagi berdasarkan tiga kelompok, yaitu wisatawan, pedagang internasional, dan investor global.

Dia berharap nantinya studi tersebut akan ditindaklanjuti oleh kementerian dan lembaga untuk membenahi upaya pencitraan bangsa.

Selain itu, pemerintah akan membentuk tim antarkementerian dan lembaga dan menyiapkan peraturan presiden mengenai sinergi pencitraan Indonesia.

Deputi mengatakan pembenahan pencitraan merupakan langkah kecil dengan tujuan promosi yang akan terus berkesinambungan.

Dalam studi tersebut diketahui kendati 76 persen responden, baik pedagang maupun investor internasional, mengetahui tentang Indonesia, sekitar 50 persen tidak melakukan kegiatan perdagangan dan investasi di Indonesia saat ini.

Selain itu, dalam hal perdagangan, Indonesia dirasa perlu membangun daya saing, baik dari barang yang berkualitas dan unik, kemudahan melakukan bisnis maupun hubungan dengan mitra dagang.

Kemudian, promosi citra Indonesia di bidang wisata masih perlu diperbaiki.

Responden mengutamakan aksesibilitas, keamanan serta stablitas dan popularitas untuk mendatangi tujuan wisata.

Sebelumnya dalam rapat terbatas mengenai "Brand Power" pada awal Februari, Presiden Joko Widodo meminta kementerian/lembaga tidak berjalan sendiri-sendiri dalam upaya membangun citra Indonesia di dunia internasional.

Jokowi menjelaskan promosi citra Indonesia masih lemah, baik untuk perdagangan, investasi maupun pariwisata dibanding beberapa negara lain.

Kepala Negara berharap dengan meningkatkan brand power, Indonesia dapat meningkatkan daya saing di bidang investasi, perdagangan dan pariwisata.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017