Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis menegaskan, pembangunan harus berwawasan lingkungan sehingga Bumi sebagai tempat tinggal manusia berkelanjutan dari generasi ke generasi berikut.

"Pembangunan tidak bisa sembarangan, harus berwawasan lingkungan. Karena lingkungan adalah tempat manusia tinggal," kata Cornelis, di Pontianak, Kamis.

Begitu juga dengan ekonomi yang digerakkan, harus mengarah ekonomi hijau. Supaya bumi tidak hilang dan suhu bumi tidak terlalu tinggi (pemanasan global) yang selalu menjadi kekhawatiran oleh setiap manusia sekarang ini terutama di negara-negara maju dan negara-negara bukan khatulistiwa.

Menurutnya, negara-negara khatulistiwa masih terbilang aman, meskipun panas tapi airnya masih ada. "Kalau mereka, beberapa pulau bisa tenggelam karena gas mencair. Ini semua akibat daripada gas rumah kaca. Belum lagi penduduk dunianya semakin bertambah," katanya.

Sekarang ini, jumlah penduduk sudah melebihi kapasitas dunia. Panglima TNI, terangnya, pernah menggambarkan di hadapan semua Gubernur, bahwa ini yang akan terjadi di dunia. Termasuk pangan dan air.

"Makanya Indonesia dibuat ribut dan dibuat kacau oleh negara-negara besar. Karena negara-negara besar juga berkepentingan terhadap Indonesia," ungkapnya.

Parahnya lagi, lanjut dia, secara diam-diam mereka sudah pandai membagi wilayah.

"Karena perburuan masalah pangan apabila terjadi krisis pangan akibat panas bumi. Ditambah pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali," katanya.

Mengingat Indonesia adalah negara yang besar baik dari jumlah penduduknya, pulaunya, maupun lautnya. Berbeda dengan negara -negara timur tengah, tidak ada penghijauan seperti di negara Indonesia.

"Tidak ada mereka punya pohon sehijau kita ini. Sungai Yordan yang katanya bagus, tapi setelah didatangi ternyata hitam. Pohon-pohon tidak ada yang tumbuh. Tapi mereka kaya, lantaran ada minyak. Tapi kalau minyak bumi mereka habis apa yang mereka lakukan? Beda dengan Indonesia, tanpa minyak bumi pun masih tetap hidup," tuturnya.
(U.KR-RDO/A013)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017