Kapuas Hulu (Antara Kalbar) - Presiden Joko Widodo berharap Pos Lintas Batas Negara (PLBN) terpadu Nanga Badau di Kecamatan Badau, kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat dapat meningkatkan jumlah ekspor Indonesia dalam jangka panjang.

"Hari ini telah kita resmikan satu lagi Pos Lintas Batas Negara di Badau dan kita berharap kondisi yang lebih baik akan membantu mendorong ekonomi di perbatasan daerah dan juga kita harapkan bisa juga mendorong ekspor dalam janga panjang," kata Presiden seusai peresmian PLBN Badau, Kapuas Hulu, Kamis.

Pada 21 Desember 2016, Presiden sudah meresmikan PLBN Entikong, Kabupaten Sangau Kalimantan Barat, dan pada Jumat (17/3) Presiden rencananya akan meresmikan PLBN terpadu Aruk di Kabupaten Sambas, Kalbar.

"Tadi saya mendapatkan informasi bahwa tahun yang lalu telah diekspor dari sini lewat Malaysia kurang lebih 70 ribu metrik ton CPO dan tahun ini saya pikir akan meningkat lebih banyak lagi karena sistem online di Bea Cukai akan sangat membantu sekali sehingga dokumen ekspor bisa 'online' dan memperlancar ekspor ke negara lain lewat Badau," tambah Presiden.

Presiden juga berharap agar penyelundupan di perbatasan dapat dihentikan.

"Kita ingin agar barang-barang selundupan stop tapi kita juga melihat fakta, jalan-jalan kecil, pelabuhan 'tikus', banyak sekali kita harus sadar kita ini negara pulau tapi apa pun dengan kondisi PLBN seperti ini akan mengurangi," ungkap Presiden.

Dalam sambutannya, Presiden menyatakan kebanggaannya terhadap tiga PLBN terpadu yang sudah berdiri di Kalimantan Barat.

"Tapi saya titip pesan, agar dibangun pasar modern di sini agar rakyat bisa menikmati, bukan hanya kantornya, tapi juga pasarnya. Tadi saya dibisiki Pak menteri tahun ini dimulai, tahun depan selesai agar ada kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan masyarakat," kata Presiden dalam sambutannya.

Dengan hadirnya PLBN tersebut, menurut Presiden akan membangkitkan kegiatan ekonomi di wilayah-wilayah daerah perbatasan.

"Karena ekspor-impor diintegrasikan dengan PLBN ini, kemudian barang-barang selundupan semuanya harus stop tidak boleh ada lagi, semuanya harus resmi jelas berapa pemasukan untuk negara dan rakyat bisa menikmati hasil perdangangan tadi," ungkap Presiden.



Presiden juga meminta pemerintah daerah agar segera menjalankan sistem pengelolaan kawasan perbatasan yang terintegrasi.

"Ini penting agar kawasan sekitar PLBN bisa menjadi pusat-pusat ekonomi baru, zona pendukung juga harus dikembangkan untuk terminal barang, penumpang serta pusat perdagangan," tambah Presiden.

Saat sambutan, Presiden Joko Widodo sempat berdialog dengan salah satu kepala adat setempat yang biasa dipanggil dengan Pak Uban.

Pak Uban meminta agar dibangun jalan pararel perbatasan dari Badau- Puring Kencana, bukan hanya Badau-Putussibau.

Menanggapi hal itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Pdrumahan Rakyat(Menteri PU-Pera), Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa jalan pararel perbatasan sepanjang 849 kilometer sedang proses pengerjaan dan tinggal 170 kilometer sehingga ditargetkan akan selesai maksimal pada 2019.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017