Sukadana (Antara Kalbar) - Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT PLN I Made Suprateka mengatakan Indonesia tidak menutup kemungkinan pada masa mendatang bisa mengekspore listrik kepada negara tetangga seperti Malaysia, terutama dari Kalimantan Barat yang memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) berlimpah untuk membangun pembangkit listrik yang andal.
"Kalbar memiliki sumber Daya Alam yang potensial seperti batu bara yang merupakan sumber energi yang relatif murah dari pada sumber energi yang berasal dari fosil," jelasnya.
Potensi lain juga menurutnya, efisiensi pembangunan pembangkit listrik jauh lebih murah dari pada kota-kota besar.
"Kalau Kalbar masih relatif murah, gampang kita membangun gardu induk baru untuk menggantikan gardu yang lama. Gampang kita membangun untuk membangun tower tower baru, misalnya ada yang keropos," ujarnya.
Ia membandingkan dengan di Jakarta sulit sekali, disamping harga tanah yang sangat mahal juga sulit untuk mecari tanah membuat gardu baru. "Alhamdulillah, kalau kita disini lebih cepat membangun karena tidak ada kendala, pemerintah daerah juga turut serta dalam membantu memperlancar pembangunan," katanya lagi.
Saat ini untuk di Kalbar sendiri PLN telah membangun beberapa pembangkit listrik baru salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Gas, Mobile Power Plant MPP 100 MW di daerah jungkat, Kabupaten Mempawah yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
"Kalau listrik dari Malaysia saat ini itu hanya bersifat temporer saja untuk menyuplai gardu kita yang ada di Bengkayang, suatu hari nanti kita mempunyai kelistirikan yang besar disini tentunya kita bisa yang menjual kembali listrik kesana," ujarnya.
Pemerintah telah memberi mandat kepada PLN untuk program kelistrikan di Indonesia yang saat ini baru tersedia 53 ribu MW dan akan dtingkatkan menjadi 90 ribu MW dengan meningkatkan rasio elektrifikasi nasional dari 87 menjadi 98 persen.
Untuk mencapai target tersebut, PLN melaksanakan program 35 ribu MW dan juga Fast Tracking Project (FTP) II yang ditargetkan sampai tahun 2025 akan terbangun tenaga listrik 42 000 MW.
"Kenapa harus membangun listrik sekian banyak, tentunya ini merupakan program pemerintah untuk penguatan ekonomi dengan menyediakan elektrifikasi bagi industri-industri sehingga industri-industri tersebut sudah tidak perlu membuat pembangkit listrik sendiri," katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Kalbar memiliki sumber Daya Alam yang potensial seperti batu bara yang merupakan sumber energi yang relatif murah dari pada sumber energi yang berasal dari fosil," jelasnya.
Potensi lain juga menurutnya, efisiensi pembangunan pembangkit listrik jauh lebih murah dari pada kota-kota besar.
"Kalau Kalbar masih relatif murah, gampang kita membangun gardu induk baru untuk menggantikan gardu yang lama. Gampang kita membangun untuk membangun tower tower baru, misalnya ada yang keropos," ujarnya.
Ia membandingkan dengan di Jakarta sulit sekali, disamping harga tanah yang sangat mahal juga sulit untuk mecari tanah membuat gardu baru. "Alhamdulillah, kalau kita disini lebih cepat membangun karena tidak ada kendala, pemerintah daerah juga turut serta dalam membantu memperlancar pembangunan," katanya lagi.
Saat ini untuk di Kalbar sendiri PLN telah membangun beberapa pembangkit listrik baru salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Gas, Mobile Power Plant MPP 100 MW di daerah jungkat, Kabupaten Mempawah yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
"Kalau listrik dari Malaysia saat ini itu hanya bersifat temporer saja untuk menyuplai gardu kita yang ada di Bengkayang, suatu hari nanti kita mempunyai kelistirikan yang besar disini tentunya kita bisa yang menjual kembali listrik kesana," ujarnya.
Pemerintah telah memberi mandat kepada PLN untuk program kelistrikan di Indonesia yang saat ini baru tersedia 53 ribu MW dan akan dtingkatkan menjadi 90 ribu MW dengan meningkatkan rasio elektrifikasi nasional dari 87 menjadi 98 persen.
Untuk mencapai target tersebut, PLN melaksanakan program 35 ribu MW dan juga Fast Tracking Project (FTP) II yang ditargetkan sampai tahun 2025 akan terbangun tenaga listrik 42 000 MW.
"Kenapa harus membangun listrik sekian banyak, tentunya ini merupakan program pemerintah untuk penguatan ekonomi dengan menyediakan elektrifikasi bagi industri-industri sehingga industri-industri tersebut sudah tidak perlu membuat pembangkit listrik sendiri," katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017