Jakarta (Antara Kalbar) - Sejarah selalu menolak lupa ketika Afghanistan menjadi satu dari sederet negara yang paling awal mengakui kedaulatan Republik Indonesia.

Langkah itu pulalah yang menjadi batu loncatan pertama bagi semakin mesranya hubungan Afghanistan dan Indonesia.

Jalinan hubungan persahabatan itu juga kian erat ketika kedua negara sama-sama berperan aktif menyukseskan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955.

Dalam perkembangannya, sebagaimana disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Indonesia memiliki kontribusi dalam proses rekonsiliasi perdamaian dan pembangunan di Afghanistan.

Indonesia di antaranya memberikan pelatihan peningkatan kapasitas dalam kerangka Kerja sama Selatan-Selatan.

Di sisi lain, Indonesia telah mengadakan 47 program peningkatan kapasitas yang diikuti 358 peserta dari Afghanistan dan memberikan beasiswa kepada para pelajar dari negara itu.

Bahkan pembangunan Indonesia Islamic Center (IIC) juga dilakukan di Kabul dan Masjid As Salam di komplek IIC Kabul telah berdiri dan beroperasi sejak Agustus 2016.

Komplek IIC tersebut terdiri dari masjid, poliklinik, perpustakaan, dan guest house.

Maka hadirnya Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani pada 5-6 April 2017 ke Indonesia pun menjadi babak baru bagi hubungan kedua negara.

Terlebih ketika Ashraf Ghani secara terang-terangan menyatakan uluran tanggannya untuk bersama Indonesia menyebarkan citra Islam yang moderat dan penuh toleransi kepada dunia.

Kerja Sama Faktanya, Afghanistan yang teramat pantas disebut sebagai saudara tua bagi Indonesia telah merealisasikan sejumlah kerja sama di antaranya di bidang keagamaan yang selama ini sudah dilakukan oleh Nahdlatul Ulama (NU).

Baca juga: Wapres Kunjungan Kehormatan kepada Presiden Afghanistan

Bersama Afghanistan, Indonesia bermitra dalam hal penanggulangan terorisme dan kejahatan lintas negara terorganisir ("irregular movement of persons, people smuggling").

Bagi Indonesia, Afghanistan menempati posisi penting karena merupakan salah satu negara tujuan ekspor terbesar dan mitra dagang terbesar ke-Indonesia setelah Iran di kawasan Asia Tengah.

Sedangkan Indonesia adalah mitra dagang (impor) terbesar ke-14 bagi Afghanistan dengan total perdagangan bilateral pada 2016 sebesar 16,35 juta dolar AS (Indonesia surplus 16,19 juta dolar AS).

Ashraf Ghani memandang Indonesia sebagai negeri yang telah teramat sukses dalam melakukan konsolidasi demokrasi dan perdamaian.

"Dan Indonesia merupakan kisah yang sangat mengagumkan untuk negara besar yang memiliki kepemimpinan yang baik," katanya.

Afghanistan sekaligus memandang Indonesia sebagai patron Islam yang damai sehingga ia mengulurkan tangan untuk berusaha mewujudkan dan menyebarkan nilai-nilai Islam sebagai rahmat bagi manusia.

Ia mengatakan, negaranya juga tidak menginginkan kaum minoritas untuk membajak atau mengambil alih nilai-nilai dan idealisme budaya yang telah membawa pada pencapaian dunia dari mulai matematika, astronomi, hingga pertanian," katanya.

Oleh karena itu, ia sangat mengharapkan kerja sama dengan Indonesia untuk mengambil inisiatif berkelanjutan dengan negara-negara Muslim lainnya dalam menghadirkan dialog budaya pemahaman toleransi.

Selain juga interaksi antara negara dan dalam hal ini Afghanistan ingin bergabung menjadi sponsor pendamping bagi Indonesia dalam hal meningkatkan peran dan partisipasi perempuan Muslim dalam peradaban.

"Pelajaran dari Indonesia dalam hal perdamaian sangat berguna untuk kami," katanya.

Afghanistan sangat menyambut baik peran Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim di dunia.

"Dewan perdamaian kami dan pemerintah kami menanti untuk menerima delegasi dari Indonesia yang dapat membagi pengalaman dan format lain suara Indonesia dalam hal kerja sama stabilitas regional yang akan sangat penting," katanya.

Ghani juga menyoroti tentang kerja sama bilateral dalam hal pertukaran pelajar yang dianggapnya dapat menjadi duta bagi upaya pemahaman budaya khususnya Islam.

Sambut Baik Kehadiran pemimpin Afghanistan ke Indonesia menjadi kesempatan pertama yang memang diharapkan mampu mempererat jalinan persahabatan kedua negara.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyambut baik uluran persahabatan Afganistan agar semakin erat.

Indonesia selama ini memandang Afghanistan sebagai mitra dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan melalui penyebaran nilai Islam yang moderat.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi membuka peningkatan kerja sama bilateral kedua negara, khususnya untuk pembangunan perdamaian sekaligus menyatakan komitmen Indonesia untuk mendukung pembangunan, rekonsiliasi, dan perdamaian di Afghanistan.

Selain juga kerja sama peningkatan kapasitas, perdagangan, dan investasi.

Maka beberapa nota kesepahaman yang ditandatangani saat kunjungan yakni di bidang pendidikan, pertanian, statistik, bidang reformasi administrasi publik, dan kebijakan fiskal.

"Indonesia menyambut baik, upaya yang telah melakukan Pemerintah Afghanistan dalam menciptakan stabilitas dan perdamaian," kata Presiden Jokowi.

Ia menyatakan bahwa Indonesia siap berbagi pengalaman rekonsilliasi perdamaian dengan Afghanistan.

Bagi Indonesia, uluran persahabatan Afghanistan adalah upaya mempererat persaudaraan dengan sang saudara tua untuk mewujudkan citra dan corak keberislaman yang moderat dan penuh toleransi.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017