Pontianak (Antara Kalbar) - Bupati Landak terpilih, dr Karolin Margret Natasa mengajak perempuan Indonesia, khususnya yang ada di Landak untuk dapat menjadi sosok Kartini modern yang mampu berkontribusi dalam pembangunan daerah dan bangsa ini.

"Peringatan hari Kartini merupakan sebuah momentum bagi wanita Indonesia untuk melihat kembali seberapa jauh keterlibatan peran perempuan dalam membangun daerah dan Indonesia. Perempuan sebagai Kartini modern harus mampu memerdekakan diri dari kebodohan dan kemiskinan," kata Karolin, Jumat.

Menurutnya, semangat Kartini yang begitu besar inilah yang semestinya dimaknai secara tepat oleh perempuan. Karena, pada era yang serba canggih, harusnya ada sosok perempuan masa kini harus melebihi kapasitas dan kapabilitas Kartini.

"Artinya, bagaimana perempuan Indonesia sekarang mau bertindak spektakuler, tidak populis dan bergerak untuk kepentingan yang lebih besar. Tindakan sederhana, tapi mampu menyentak, tidak secara fisik, tapi lebih kepada keteladanan sikap dan perilaku," tuturnya.

Dalam memperingati hari Kartini, dirinya mengajak generasi muda meneladani semangat dan nilai-nilai kepahlawanan dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai profesi dan kemampuan masing-masing.

"Jadilah Kartini masa kini, Kartini yang tangguh, memiliki wawasan ke depan, memiliki kepedulian terhadap sesama, Kartini yang mampu menjaga keluarganya dan mencetak anak-anak Indonesia menjadi anak-anak yang membanggakan," katanya.

Masih memaknai hari Kartini, Karolin juga terus mengajak kaum perempuan untuk terlibat dalam politik.

"Keterlibatan perempuan dalam politik jelas sangat diperlukan. Makanya Undang-undang nomor 12 tahun 2003 yang berisi keharusan memasukkan kuota 30 persen caleg perempuan dan ini menjadi kesempatan kepada perempuan untuk terlibat dalam politik," kata Karolin.

Dia mengatakan, menjadi suatu kebanggaan dan patut dihargai perjuangan kaum perempuan di legislatif, para aktivis perempuan yang menginginkan semua pihak bersedia mendukung "affirmative action" (tindakan keberpihakan) supaya kebijakan-kebijakan publik atau politik tidak bias gender.

Karolin menjelaskan, partai politik merupakan salah satu sarana atau wadah yang sah dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, yaitu dengan pemberian kuota 30 persen maka kaum perempuan harus mulai berjuang melalui sarana-sarana yang ada.

"Kurangnya caleg perempuan yang berhasil duduk di kursi parlemen menjadi penghambat berkembangnya negeri ini," katanya.

Karolin mencontohkan dirinya yang mampu bersaing dengan kaum pria untuk duduk di parlemen selama dua periode. Bahkan, saat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada periode pertama tahun 2009 lalu, dirinya berhasil meraih suara terbanyak ketiga se-Indonesia.

Tidak sampai disitu, pada pencalonan dirinya yang kedua, tahun 2014 lalu, dirinya menjadi anggota legislatif dengan perolehan suara terbanyak dan menempati urutan pertama se-Indonesia. Bahkan, pada pilkada Landak kemarin, dirinya juga bisa menang secara spektakuler dan berhasil menjadi perempuan Landak pertama yang menjadi bupati di kabupaten itu.

"Ini membuktikan bahwa kaum perempuan mampu bersaing dengan kaum pria dan melalui politik saya bisa banyak berperan dalam memperjuangkan suara perempuan. Untuk itu saya harapkan agar para wanita yang ada di Landak agar tidak lagi takut untuk terjun ke politik, demi kemajuan daerah kita," kata Karolin. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017