Pontianak (Antara Kalbar) - Para kader Posyandu yang ada di Kota Pontianak, diminta untuk aktif mengkampanyekan stop merokok pada setiap kegiatan di kota tersebut.

"Kami akan memberikan insentif kepada kader posyandu yang paling banyak mengajak orang berhenti merokok," kata Wali Kota Pontianak, Sutarmidji saat membuka Jambore Kader Posyandu Tingkat Kota Pontianak, Selasa.

Selain itu, ia menargetkan, keluarga penerima fasilitas beras rakyat miskin dan sebagainya mesti berasal dari keluarga yang bebas dari asap rokok.

Menurutnya, rokok merupakan sumber segala penyakit, dan aktivitas merokok juga dinilai mengakibatkan produktivitas kerja tidak maksimal. Untuk kampanye berhenti merokok di lingkungan Pemkot Pontianak, ia memastikan tidak akan memberikan jabatan kepada mereka yang merokok atau perokok.

"Karena mereka yang merokok dinilai tidak bisa menjalankan kewajibannya dalam memenuhi jam kerja sehingga menyebabkan produktivitas dari Aparatur Sipil Negara (ASN) itu tidak maksimal. Sepuluh batang saja untuk merokok itu setara dengan 1,5 jam kerja yang terbuang sia-sia. Ketika dia tidak bisa memenuhi jam kerja selama tujuh jam, untuk apa dia menjadi seorang pejabat," ungkapnya.

Ia menambahkan, ada 10 indikator kesehatan yang perlu ditangani oleh posyandu dan dikampanyekan dalam Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Terlebih, Pontianak tidak memiliki sumber daya alam sehingga sumber daya manusia harus lebih handal dan berkualitas.

Dirinya juga meminta Dinas Kesehatan Kota Pontianak untuk membuat data yang akurat terkait jumlah orang yang berkunjung ke puskesmas. Dari data tersebut, dilihat siapa warga Kota Pontianak yang kerap berkunjung ke puskesmas serta jenis penyakitnya.

Kemudian ditangani secara khusus sehingga tidak tergantung pada puskesmas maupun rumah sakit. Terkecuali untuk jenis penyakit yang berat. "Kalau data-data ini bisa diolah, disajikan dengan baik, maka perencanaan dalam penanganan kesehatan masyarakat di Kota Pontianak akan baik pula," katanya.

Ia juga meminta kader-kader posyandu dan puskesmas harus lebih peka dengan wilayah kerjanya masing-masing. Dirinya tidak ingin apabila ditemukan ada warga yang sakit dan terlantar di rumah.

"Jangan sampai justru orang luar yang menemukan ada warga sakit yang terlantar. Makanya kader posyandu maupun puskesmas harus peka dengan wilayah kerjanya," kata Sutarmidji.

Dalam kesempatan itu, dia menegaskan, kasus gizi buruk jangan ada lagi terjadi di Kota Pontianak. Untuk itu, kader posyandu dan puskesmas harus memantau terus balita yang ada di lingkungannya. Para orang tua juga diminta meluangkan waktu untuk menimbang anak balitanya supaya perkembangannya bisa diketahui.

"Jangan nanti kalau sudah jatuh sakit, baru diumbar di media sosial, padahal kita sudah berkali-kali meminta mereka memeriksakan kesehatan balitanya dan menimbang balitanya," kata Sutarmidji.

(A057/N005)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017