Sekadau (Antara Kalbar) - Sejumlah pembayaran pekerjaan di jajaran Pemkab Sekadau untuk triwulan pertama tahun 2017 kepada pihak ketiga banyak tak tuntas karena server komputer di bagian keuangan diserang virus Ransomware.

"Bahkan server keuangan kita sudah diserang virus itu sejak seminggu lalu," kata Kepala Bagian Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sekretariat Daerah Kabupaten Sekadau, F Iwan Karantika.

 Awalnya, ia bersama jajaran ASN yang bekerja di BPKAD Sekadau tidak mengetahui jenis virus yang menyerang jaringan komputer mereka.

"Kami tahunya kena serang virus saja. Tapi kemarin saya dapat pesan elektronik dari beberapa kawan soal adanya virus Ransomware itu. Setelah itu, baru kami tahu jika virus itu lah yang menyerang komputer kami," ungkap dia.

Iwan melanjutkan, serangan virus tersebut mulai menggila minggu lalu. Artinya, komputer mereka telah diserang sebelum virus itu menjadi perbincangan di media dua hari terakhir sehingga ada beberapa data yang hilang. 

"Tapi sudah kita perbaiki dan sekarang masih dalam monitoring. Data yang hilang itu, terpaksa kita masukkan manual lagi. Tapi ada beberapa data lain yang memang sudah kita back up, sehingga aman. Makanya sekarang pun ada beberapa keterlambatan," paparnya. 

Berdasarkan berbagai informasi yang terhimpun data pengeolaan keuangan Pemkab Sekadau tersimpan di dalam satu server yang berada di ruang BPKAD, kompleks kantor Bupati Sekadau.

Server data tersebut tersambung dengan sistem LAN bersama puluhan komputer yang ada di ruangan itu, yang juga tersambung dengan koneksi internet. Saat ini, sistem keuangan Pemkab Sekadau sudah menganut sistem elektonik berbasis e-procurement. 

Sistem keuangan terbagi dalam dua item, yakni Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dan Aplikasi E-Contract yang berisi data kontrak kerja dengan pihak ketiga tahun 2017.

Dua-duanya kena serangan virus, namun beruntung SIPKD ada back up datanya. Sementara Aplikasi E-Contrak harus diupload ulang karena habis terserang virus.

Sementara itu, Konsultan Aplikasi Keuangan BPKAD Pemkab Sekadau, Agus Arifin S menceritakan, serangan mulai terjadi awal Mei atau sekitar tanggal 2 Mei lalu. Awalnya server sering "hang," mati sendiri dan powernya hidup sendiri. 

Hanya saja, waktu itu ia yang merupakan teknisi komputer di BPKAD belum mengetahui secara persis ada serangan virus. Ia pun masih mencari-cari apa yang menjadi penyebabnya.

"Pada tanggal 6 Mei, server mati total. Saya coba hidupkan server. Langsung virus itu menyebar, semua file yang ada ter-enkrip (diubah/teracak). Misalnya file excel, dibelakanya xls dirubah jadi lain," ungkapnya.

Semua file, baik word, excel dan power point, semua ter-enkrip. Tak hanya itu, di penampakan layar komputer ada perintah masukkan ID yang disertai perintah membayar sejumlah uang kepada pihak yang menghack tadi. Di layar tertulis virus ransomware.

 "Pelaku meminta mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening tertentu. Dan di link website yang dibuka, ada beberapa tawaran pembayaran mulai dari 50 dolar sampai 500 ribu dolar,"bebernya.

Agus melanjutkan,kita tidak menanggapinya karena memiliki back up data base file yang diserang. "Kita ada back up aplikasi dan data base itu dengan server yang baru. Dan kita sudah mencoba mencari celah atau port mana hacker itu masuk," ujar dia.

"Sampai sekarang masih dicari, dan diduga hacker tersebut masuk melalui jaringan internet. Maklum server itu terhubung langsung dengan jaringan internet. Bisa saja lewat IP Publik, reotis stop. SNd atau File Shearing. Apalagi Website bagian keuangan Pemkab Sekadau juga ikut terserang. Semua sistem kita terhubung ke internet lewat router dan IP Publik," katanya. 

"Sekarang server yang diserang masih belum bisa diperbaiki. Server hanya bisa hidup, tapi datanya tidak bisa terbaca. Saat ini Pemkab Sekadau sudah mengganti server dengan server yang baru," kata dia.

"Untuk jaringan internetnya, kita sudah datangkan teknisi dari Pontianak untuk melakukan perbaikan. Kita meyakini jika serangan itu juga menjalar ke komputer yang berada di 30 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Sekadau itu belum terjadi. Sebab OPD juga memakai komputer dengan jaringan internet, namun sistemnya internet lokal," tutupnya.

Sementara Bupati Sekadau, Rupinus tampak kaget dengan serangan virus Ransomware itu. Rupinus mengaku belum mendapat laporan soal masalah itu. "Saya baru tahu sekarang. Kita minta lah supaya segera diperbaiki. Kita juga berharap kejadian tersebut tidak terulang,"  ujar dia.

"Makanya, kita ingatkan jajaran ASN Pemkab Sekadau untuk memback up file-file pekerjaan yang penting. Data di back up dengan komputer lain. Kemudian jangan membuka situs-situs sembarang, karena takutnya akan terserang virus," tegasnya. 

Terpisah, Ketua DPRD Sekadau, Albertus Pinus pun ikut prihatin dengan serangan virus itu. "Ini menjadi pembelajaran kita untuk selalu memback up file-file penting. Dan kita juga berharap jajaran pemerintah memanfaatkan back up data yang tersedia," kata dia.

Sementara untuk data yang tidak ada back up-nya, bisa dibuat ulang.
"Untuk keamanan kedepannya, kita juga berharap pihak eksekutif mencari teknisi yang benar-benar andal. Kita dari DPRD siap memberikan dukungan penganggaran. Ini kan penting untuk daerah. Jangan sampai karena kejadian ini, kinerja pemerintah dan masyarakat dirugikan," ujarnya.

Kapolres Sekadau, AKBP Yury Nurhidayat SIK meminta kepada masyarakat atau instansi yang sudah terserang virus tersebut untuk melaporkan atau membuat pengaduan kepada polisi.

"Di Polres Sekadau ada unit cyber crime. Namun untuk virus ini, dan kita yakin belum mampu ditangani Polres. Mungkin solusinya kita bisa minta bantuan dari cyber crime Polda. Yang penting ada pengaduan atau laporan dulu. Biar bisa kita tindaklanjuti," tutup pria dengan dua melati dipundaknya.

Pewarta: Gansi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017