Pontianak (Antara Kalbar) - Mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda Pengemban Amanat Rakyat (Solmadapar) Kalimantan Barat melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan tarif dasar listrik (TDL).

"Kami mahasiswa Kalbar menolak kenaikan TDL yang dinilai semakin mencekik masyarakat kalangan ekonomi rendah," kata Aktivis Solmadapar Kalbar, Faisal saat menyampaikan orasinya di Bundaran Tugu Digulis Universitas Tanjungpura di Pontianak, Kamis.

Dalam melakukan aksinya, Solmadapar berjalan kaki dari Bundaran Tugu Digulis Untan Pontianak menuju Kantor DPRD Provinsi Kalbar yang jaraknya sekitar satu kilometer lebih dengan mambawa obor yang meyala sebagai bentuk kritikan kepada pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat kecil.

"Kami melakukan jalan kaki ke Kantor DPRD dengan obor yang menyimbolkan bahwa rakyat Kalbar menjerit dengang tarif dasar listrik yang naik sehingga harus menggunakan obor sebagai alat penerangan alternatif," ucapnya.

Menurut Faisal, berdasarkan fakta dilapangan, petani, buruh, dan masyarakat yang tingkat perekonomiannya rendah masih banyak yang menggunakan listrik dengan tegangan 900 VA. Bahkan beberapa waktu lalu pemerintah malah mengkonversi tegangan dari 450 VA menjadi 900 VA.

"Sehingga ketika ada kenaikan TDL untuk tegangan 900 VA yang umumnya banyak digunakan oleh masyarakat kecil, maka akan berdampak sangat memberatkan masyarakat," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Solmadapar juga mempertanyakan sisi positif dari penarikan subsidi oleh pemerintah tersebut, karena mereka menganggap pembangunan infrastrukur tidak berjalan. "Bahkan hingga saat ini, masih banyak masyarakat di pedalaman Kalbar yang belum merasakan fasilitas listrik tersebut," kata Faisal.

Sehingga, menurut dia, pihaknya dengan tegas menolak kebijakan pemerintah yang menaikkan TDL karena hanya akan menyengsarakan masyarakat kecil.


(U.A057/M019)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017