Singkawang (Antara Kalbar) - Puluhan perawat dan tenaga kesehatan RSUD dr Abdul Aziz Singkawang mengikuti "Workshop" atau pelatihan peningkatan keselamatan pasien melalui pemberian edukasi dan komunikasi efektif di Aula rumah sakit, Selasa.

"Workshop ini kita gelar selama dua hari yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, karena rumah sakit mau dilapis dengan emas pun kalau tidak dibarengi dengan pelayanan yang baik tentunya akan percuma," kata Direktur RSUD Abdul Aziz Singkawang, Carlos Dja`afara.

Menurut Carlos, workshop itu merupakan salah satu syarat bagi rumah sakit yang sudah menjadi standardisasi akreditasi rumah sakit.

"Kepada puluhan perawat dan tenaga kesehatan yang dilatih pada ini diharapkan bisa menjadi percontohan untuk workshop ke depannya," tuturnya.

Karena, di tahun depan pihaknya berencana akan melakukan "outbond" sebanyak 10 kali khusus di seluruh jajaran rumah sakit.

"Dan para peserta-peserta inilah yang akan memberikan pelatihan edukasi," ujarnya.

Sementara salah satu nara sumber dalam kegiatan workshop tersebut, Deni Purnama mengatakan, workshop peningkatan keselamatan pasien melalui pemberian edukasi sangat penting karena berdasarkan data Joint Commission International (JCI) tahun 2014 penyebab angka kematian, kecekatan, margin error yang ada di rumah sakit sebagian besar disebabkan oleh komunikasi yang tidak efektif.

"Baik komunikasi antar pemberi asuhan, dokter, perawat, pasien maupun petugas," kata pria yang bertugas di RSUD Syamsudin Kota Suka Bumi ini.

Untuk itu, dia berharap para perawat maupun tenaga kesehatan yang ada di RSUD Abdul Aziz Singkawang dapat melakukan komunikasi yang efektif. Yaitu dengan memberikan informasi, mengedukasi pasien secara efektif.

"Misalkan komunikasi profesional antara pemberi asuhan dengan dokter dan perawat. Nah ini ada metodenya yang dinamakan Sbar, sehingga Sbar ini merupakan metode yang paling efektif untuk komunikasi antara petugas kesehatan dan pemberi asuhan," katanya.

Contoh lainnya, lanjut Deni, bagaimana memberikan berita buruk kepada pasien. Kemudian, bagaimana cara mengkomunikasikan Prognosis (kondisi pasien) ke depannya. "Itu semua ada metodenya," kata Deni. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rudi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017