Pontianak  (Antara Kalbar) - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan, menyatakan pihaknya telah membentuk satuan tugas yang bertugas memantau distribusi dan stok bahan bakar minyak dan gas di wilayah Kalimantan.

"Satgas tersebut sudah kami bentuk, dan mulai aktif bekerja pada H-15 hingga H+15 Idul Fitri," kata Area Manager Communication and Relations Pertamina Kalimantan, Alicia Irzanova saat dihubungi di Balikpapan, Kamis.

Bahkan pada H-5 hingga H+5 Idul Fitri, satgas Supply point seperti Terminal BBM dan Terminal Gas jika diperlukan akan beroperasi selama 24 Jam sebagai antisipasi meningkatnya tren pemakaian pada puncak arus mudik dan arus balik Lebaran, katanya.

"Satgas tersebut dibentuk dalam rangka memantau stok BBM dan gas secara lebih komprehensif yang diperkuat oleh "person in charge" (PIC) dari berbagai fungsi, diantaranya sales excecutive baik retail Maupun domestic gas, aviasi, supply anddistribution, keuangan, IT dan didukung penuh oleh Hiswana Migas serta berbagai fungsi dan instansi terkait lainnya," ungkap Alicia.

Ia menambahkan, pihaknya tidak hanya membentuk satgas yang beranggotakan internal Pertamina, tetapi juga melakukan koordinasi dengan pihak eksternal, seperti pemerintah daerah setempat, pihak kepolisian hingga dinas-dinas terkait.

Dalam kesempatan itu, Alicia menambahkan, pihaknya akan menambah stok dan pasokan BBM berbagai jenis sepanjang bulan Ramadhan dan Lebaran 2017, untuk wilayah Kalimantan, dan termasuk Kalbar.

Menurut dia, memang terjadi tren peningkatan pemakaian BBM dan gas sepanjang bulan Ramadhan dan Lebaran, seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Sebagai antisipasinya, kami telah menyiapkan stok tambahan yang bervariasi di tiap-tiap daerah dengan rata-rata kenaikan sekitar tujuh persen untuk produk BBM, dan enam persen untuk gas," ungkapnya.

Sebagai contoh di wilayah Kalbar untuk produk BBM premium, Pertamina telah menyiapkan stok hingga 1.248 KL/hari atau meningkat sebesar tiga persen dari rata-rata kebutuhan harian normal, katanya.

Kemudian, BBM jenis pertalite sebagai salah satu BBM unggulan Pertamina dengan angka oktan 90 juga telah disiapkan antisipasi kenaikannya hingga 16 persen atau sejumlah 494 KL/ hari.

"Selain itu, kami juga menyiapkan antisipasi untuk pemakaian gas bersubsidi, sebagai antisipasi kenaikan pemakaian, yang biasanya juga mengalami peningkatan," ujarnya.

Alicia menambahkan, kenaikan untuk pemakaian gas subsidi sekitar 11 persen atau sekitar 404 MT/hari jika dibandingkan dengan rata-rata konsumsi normal. "Sedangkan untuk gas non subsidi diprediksi mengalami penurunan hingga 36 persen dengan rata-rata konsumsi 33,16 MT/hari," ujarnya.

(U.A057/N005)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017