Pontianak (Antara Kalbar) - Jambu madu saat mulai diminati oleh masyarakat di Pontianak dan kondisi tersebut menjadi peluang tersendiri bagi Michael petani jambu madu, yang menjadikannya sebagai peluang bisnis.

"Saat ini jambu madu yang saya tanam sudah berbuah. Peminatnya sangat ramai bahkan buahnya sudah dipesan orang ketika masih berukuran kecil, walaupun transaksinya tetap saat buah sudah di panen," ujarnya di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan saat ini di area seluas setegah hektare yang berada di Jalan A Yani II, Kubu Raya tertanam 200 induk produktif. Sejak empat bulan silam dimana dimulainya panen jambu madu, telah terkumpul pendapatan bersih sekitar Rp50 juta.

"Saya tidak menyangka sampai orang bisa suka dan seperti tadi belum masak sudah dipesan. Mungkin buahnya dan rasanya berbeda dengan buah di pasaran," kata dia.

Ia menambahkan untuk memasarkannya buah jambu madunya tidak aneh-aneh, pelanggan datang ke kebun lalu bertransaksi. Untuk pomosi ia hanya melalui akun whatsapp pribadi dan instagram di akun @GreenHoney1.

"Saya hanya menjual buah kepada pelanggan rumahan saja pasalnya produksi kebunnya tidak mampu untuk masuk ke toko buah maupun supermarket. Ini saja permintaan tidak pernah kosong.

Dia mengatakan hanya jual dari melalui mulut ke mulut. Sudah ada pelanggan tetap.

Ia memaparkan bahwa dalam satu pohon mampu menghasilkan 8-10 kilogram buah. Michael mematok harga Rp45.000 per kilogram untuk buah A (sortiran ukuran besar) dan Rp35.000 per kg untuk grade B.

Adapun buah grade C Rp25.000/kg. Sementara buah yang berukuran kecil dan cacat tidak dijualnya.

"Saya juga menjual tanah olahan, pupuk dan ratusan bibit jambu. Harga bibit jambu madu Rp50.000/pohon dengan ketinggian kurang dari 60 cm. Sedangkan bibit semi induk senilai Rp200.000 per pohon," paparnya.

Dikatakannya, jenis jambu airnya tersebut memang berbeda, ukurannya lebih besar dan berat dari jambu air kebanyakan. Selain itu buah ini sangat padat, sehingga tak mudah pecah.

Rasanya sangat manis, tak heran harga jualnya tinggi. Peluang jual jambu air jenis madu ini sangat besar.

"Permintaan rumahan saja saya tidak terpenuhi apalagi supermarket. Sedangkan petani yang fokus mengembangkan jambu ini hanya sedikit mungkin saya saja yang besar," kata dia.

Ke depan dan sudah ada beberapa, ia telah membina petani lainnya yang ada di Kubu Raya untuk mengembangkan jambu madu. Dengan pembinaan yang ada dan kerjasama yang dibangun ia menargetkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Saya mungkin fokus menampung jambu petani nantinya. Saya akan mencarikan pasar dan menjualkan produk mereka. Bibit dan pupuk saya akan siapakan untuk petani lainnya," papar dia.





(U.KR-DDI/B008) 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017