Bandung (Antara Kalbar) - Psikiater Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dr. Teddy Hidayat mengatakan dari 40 persen pasien yang mengalami depresi, hampir setengahnya berhasil mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.

"40 persen pasien depresi itu punya ide bunuh diri, dan 15 persennya berhasil (bunuh diri)," ujar Teddy saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat.

Menurutnya berdasarkan data terakhir yang dimilikinya, setiap bulan sebanyak 1.500 orang di Indonesia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Sementara setiap tahun angka kematian dengan cara serupa mencapai 1,5 juta orang.

"Jadi pertiga menit satu (orang bunuh diri). Jadi angka bunuh diri di kita itu 1,5 juta pertahun, itu menurut WHO (World Health Organization)," kata dia.

Teddy mengatakan, jumlah tersebut tergolong tinggi di negara yang jumlah penduduknya besar serta dilingkupi permasalahan yang multidimensi.

"Tetapi kalau suatu dalam masyarakat angka bunuh diri tinggi berarti, di situ ada krisis multidimensi seperti sosial, ekonomi, dan lainnya pasti angka bunuh diri tinggi," kata dia.

Adapun faktor yang menyebabkan seseorang memiliki niat untuk bunuh diri diantaranya rasa putus asa, merasa tidak berguna, merasa bersalah yang lebih besar, serta merasa tidak memiliki harapan hidup.

Namun di samping itu, ada pula faktor bunuh diri yang disebabkan faktor gangguan jiwa berat.

"Misalnya yang ada halusinansi, itu dia bisa melakukan bunuh diri atau karena hawa ketakutan atau mendapat hasutan," kata dia.

Untuk mencegah angka kematian akibat bunuh diri, khususnya depresi ia meminta pasien yang mengalami gangguan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit khusus kejiwaan atau psikiater. Jika segera ditanggulangi maka resikonya akan semakin menurun.

"Kalau dia tidak mengungkapkan (masalah yang dialami) resikonya makin besar. Kalau dia dipendam yah dia dikhawatirkan gitu (bunuh diri)," kata dia.

Sebelumnya dalam sepekan terakhir, Kota Bandung dihinggapi dua aksi bunuh diri yang melibatkan ketiga orang. Kasus pertama dialami sepasang adik-kakak yang diduga mengalami gangguan psikis pada Senin (24/7). Mereka terjun di apartemen lantai 5 Gateway Cicadas.

Tiga hari berselang, seorang remaja berusia 25 tahun nekat melompat dari flyover Pasopati Kota Bandung, karena diduga depresi akibat masalah asmara.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017