Pontianak (Antara Kalbar) - Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak, Thamrin Usman DEA menyatakan dukungannya, Bandara Internasional Supadio Pontianak dijadikan embarkasi haji.
"Sudah saatnya, Bandara Supadio dijadikan embarkasi haji, karena dari segi fasilitas dan lainnya memang sudah layak, sehingga tidak perlu lagi transit ke Batam," kata Thamrin Usman di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan, wacana Bandara Internasional Supadio yang akan dijadikan embarkasi haji memang sudah selayaknya direalisasikan apalagi jemaah haji asal Kalbar lumayan banyak.
"Kalau memang Bandara Internasional Supadio dijadikan embarkasi haji, ada hal-hal teknis yang perlu segera diperhatikan. Pertama, panjang landasan pacu perlu ditambah, kemudian kekuatan landasan, karena harus mampu menahan beban pesawat lebar," ungkapnya.
Thamrin optimistis, jika melihat secara geografis, maka seperti jemaah haji asal Kalimantan Tengah dan daerah sekitarnya Kalbar lainnya bisa ke Bandara Supadio.
"Selain itu, banyak keuntungan yang diperoleh, karena dengan para jemaah haji Kalbar harus ke Batam, maka akan kehilangan waktu, dan penambahan biaya. Kalau bisa diambil alih, maka di sekitar bandara bisa dihadirkan asrama haji yang representatif," ujarnya.
Apalagi, menurut dia, dengan terbukanya Bandara Internasional Supadio untuk penerbangan mancanegara akan mendatangkan banyak nilai ekonomi.
"Perlu dipahami pula, ini akan jadi tambahan lapangan pekerjaan untuk putra-putra Kalbar. Kami dari Universitas Tanjungpura siap membantu untuk itu," ujarnya.
Data Kemenag Kalbar, calon jemaah haji asal Kalbar tahun 2017, terbagi dalam enam kelompok penerbangan atau sebanyak 2.527 calon haji.
(U.A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Sudah saatnya, Bandara Supadio dijadikan embarkasi haji, karena dari segi fasilitas dan lainnya memang sudah layak, sehingga tidak perlu lagi transit ke Batam," kata Thamrin Usman di Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan, wacana Bandara Internasional Supadio yang akan dijadikan embarkasi haji memang sudah selayaknya direalisasikan apalagi jemaah haji asal Kalbar lumayan banyak.
"Kalau memang Bandara Internasional Supadio dijadikan embarkasi haji, ada hal-hal teknis yang perlu segera diperhatikan. Pertama, panjang landasan pacu perlu ditambah, kemudian kekuatan landasan, karena harus mampu menahan beban pesawat lebar," ungkapnya.
Thamrin optimistis, jika melihat secara geografis, maka seperti jemaah haji asal Kalimantan Tengah dan daerah sekitarnya Kalbar lainnya bisa ke Bandara Supadio.
"Selain itu, banyak keuntungan yang diperoleh, karena dengan para jemaah haji Kalbar harus ke Batam, maka akan kehilangan waktu, dan penambahan biaya. Kalau bisa diambil alih, maka di sekitar bandara bisa dihadirkan asrama haji yang representatif," ujarnya.
Apalagi, menurut dia, dengan terbukanya Bandara Internasional Supadio untuk penerbangan mancanegara akan mendatangkan banyak nilai ekonomi.
"Perlu dipahami pula, ini akan jadi tambahan lapangan pekerjaan untuk putra-putra Kalbar. Kami dari Universitas Tanjungpura siap membantu untuk itu," ujarnya.
Data Kemenag Kalbar, calon jemaah haji asal Kalbar tahun 2017, terbagi dalam enam kelompok penerbangan atau sebanyak 2.527 calon haji.
(U.A057/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017