Pontianak (Antara Kalbar) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memberikan penghargaan SK Trimurti kepada Mayu Fentami, seorang perawat yang sangat peduli terhadap kesehatan masyarakat dan kebersihan Sungai Kapuas.

"SK Trimurti diberikan kepada Mayu Fentami karena kepeduliannya terhadap kebersihan Sungai Kapuas, dan dia juga mampu menyisihkan 18 nominasi lainnya," kata Sekretaris AJI Pontianak Edho Sinaga dalam keterangan persnya di Pontianak, Rabu.

Mayu Fentami adalah salah satu dari empat calon penerima penghargaan SK Trimurti 2017 yang menarik perhatian dewan juri. Sulitnya medan yang dilalui dalam perjuangannya, dan dedikasinya yang tinggi untuk membuka akses masyarakat Bunut Hilir, Kalbar, terhadap informasi membuat dewan juri menjatuhkan pilihan kepada Mayu Fentami.

"Dalam pandangan dewan juri, Mayu telah berbuat lebih dari apa yang menjadi kewajibannya sebagai seorang perawat yang ditempatkan di desa terpencil," kata Edho.

Menurut dia, Mayu bisa saja hanya menjadi perawat, selebihnya beristirahat. Namun, Mayu melakukan tugas lain yang tidak kalah pentingnya, yakni mengembangkan Radio Komunitas dan mengelola Taman Bacaan dalam mengubah paradigma masyarakat tentang pentingnya kesehatan, lingkungan, dan budaya literasi.

"Usaha Mayu itu diusung oleh AJI Pontianak dalam gelaran SK Trimurti 2017. Ini juga tak lepas dari peran WWF Indonesia Program Kalbar yang menjadi mitra pendamping dalam meningkatkan kapasitas SDM dan kelembagaan pengelola Radio Komunitas Surasuta serta memfasilitasi terjalinnya jaringan dengan pegiat kebebasan informasi di luar Kecamatan Bunut Hilir, termasuk dengan pemerintah kabupaten," kata Edho.

Sementara itu, Mayu Fentami mengatakan bagi dirinya dalam menyuarakan sesuatu yang baik kepada warga adalah perbuatan mulia, dan tidak boleh menyerah hanya karena capek.

"Inilah salah satu modal sosial saya untuk berbagi pengetahuan," kata Mayu.

Awal keprihatinan Mayu timbul karena ada beberapa anggota masyarakat yang mengalami sakit kanker dan tumor, dampak dari tercemarnya air Sungai Kapuas oleh penambangan emas tanpa izin di kawasan DAS Sungai Kapuas.

"Oleh karena itulah, saya selalu mengajak masyarakat agar menjaga kesehatan dan menjaga lingkungan, atau kebersihan Sungai Kapuas. Di luar tugas saya sebagai seorang perawat melalui media Radio Komunitas yang ada," ujarnya.

Adapun juri pada SK Trimurti Award 2017 terdiri dari Azriana (Ketua Komnas Perempuan), Wahyu Susilo (Direktur Eksekutif Migrant Care), dan Endah Lismartini (AJI Indonesia).

(U.A057/S024)

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017