Pontianak (Antara Kalbar) - Stok ikan tingkat penampung dan sejumlah pasar yang ada di Pontianak berkurang sehingga mendorong harga ikan yang dijual naik.


"Stok ikan di penampung dan di pasar saat ini berkurang tidak terlepas dari pengaruh cuaca yang ekstrem. Dengan kondisi tersebut membuat nelayan ada yang tidak melaut," ujar pemerhati perikanan di Kalbar, Bani di Pontianak, Sabtu.


Bani menjelaskan saat ini hanya kapal di atas 30 gross ton saja yang berani melaut. Sedangkan untuk di bawah tersebut sangat jarang yang berani.


"Kapal kecil terpaksa tidak melaut karena gelombang yang besar. Dengan kapal kecil-kecil tidak melaut sedang kapal besar tidak terlalu banyak maka suplai ikan di pasar berkurang. Sehingga wajar ada kenaikan sejumlah harga ikan dan bahkan ada beberapa jenis ikan sulit ditemukan," kata dia.


Bani memprediksi untuk normal kembali stok ikan ketika cuaca mendukung nelayan melaut. Menurut sekitar awal tahun 2017 baru akan kembali normal.


"Habis tahun ini kalau baru normal lagi nelayan melaut. Semoga saja lebih cepat saja cuaca ekstrem usai sehingga nelayan melaut," harapnya.


Terkait persoalan nelayan, ia menyebutkan masih pada penerapan aturan pelarangan pukat trawl yang akan diterapkan pada Desember 2017 mendatang.


"Pukat tersebut dilarang tentu akan mengganggu kebiasaan nelayan saat ini. Meskipun saat ini pemerintah ada upaya pergantian jenis pukat. Namun pukat yang diganti tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan dan kesesuaian kapal nelayan. Jadi soal bantuan pergantian pukat tersebut perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat," kata dia.


Saat ini untuk harga ikan di Pasar Flamboyan Pontianak ada kenaikan di kisaran Rp5.000 - Rp10.000 per kilogram. Sebagai contoh untuk harga ikan tongkol hitam dijual Rp35.000 per kilogram. Sedangkan sebelumnya hanya Rp25.000.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017