Beijing (Antara Kalbar) - Shalat Idul Adha di Masjid Niujie, Beijing, Jumat, diikuti oleh ribuan muslim, baik penduduk sekitar maupun para pendatang.
Shalat sunnah dua rakaat di masjid tertua di ibu kota China tersebut dimulai pada pukul 09.15 waktu setempat (08.15 WIB).
Sesepuh Masjid Niujie, Syekh Ibrahim Suitianli, juga hadir dengan dituntun imam muda ke tempat ritual Idul Qurban tersebut, meskipun tidak memberikan ceramah dan khutbah.
Sebelum shalat Id dilaksanakan, seorang imam muda memberikan ceramah mengenai hikmah Idul Adha dalam bahasa Mandarin.
"Kita seyogyanya mengambil teladan dari keikhlasan dan ketaatan Nabi Ibrahim SAW dalam menjalankan perintah Allah," demikian pesan yang disampaikan Idris Madong, salah satu imam Masjid Niujie dalam ceramahnya.
Setelah siraman rohani berlangsung sekitar 45 menit, shalat Id pun dimulai dan dilanjutkan dengan dua khutbah dalam bahasa Arab.
Masjid yang pertama kali selesai dibangun di Distrik Xuanwu pada 996 Masehi atau pada masa pemerintahan Dinasti Liao itu tidak mampu menampung jamaah.
Masjid yang arsitekturnya memadukan gaya Tiongkok dan Arab itu berkapasitas 1.000 orang.
Namun karena membeludak, maka jamaah pun ditampung di halaman depan masjid tersebut, sedangkan jamaah perempuan ditempatkan di halaman tengah yang terpisahkan oleh bangunan kantor administrasi dan makam para imam.
Menurut keterangan warga sekitar, Hari Raya Idul Adha di Masjid Niujie lebih ramai daripada Hari Raya Idul Fitri.
Beberapa warga negara Indonesia pun menunaikan shalat Idul Adha di Masjid Niujie karena Kedutaan Besar RI di Beijing tidak menyelenggarakannya.
Meskipun rangkaian ibadah Idul Adha baru dimulai pada pukul 08.00, jamaah bergelombang mendatangi masjid terbesar di Beijing itu.
Petugas kepolisian setempat mendirikan dua pos pemeriksaan di Jalan Raya Niujie dari arah utara dan selatan.
Setiap orang yang hendak memasuki kompleks masjid tersebut diperiksa secara ketat dengan alat pendeteksi metal.
Pada Lebaran Kurban tahun ini, pengurus Masjid Niujie memotong tiga ekor sapi dan puluhan ekor kambing.
Penyembelihan binatang kurban yang digelar di halaman belakang kompleks masjid yang berdiri di atas lahan seluas 6.000 meter persegi itu menyita perhatian publik, baik umat Islam maupun warga China lainnya.
Setelah rangkaian shalat Idul Adha, warung dan restoran di sepanjang Niujie diserbu para jamaah untuk makan pagi. (T.M038) Ridwan Chaidir
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
Shalat sunnah dua rakaat di masjid tertua di ibu kota China tersebut dimulai pada pukul 09.15 waktu setempat (08.15 WIB).
Sesepuh Masjid Niujie, Syekh Ibrahim Suitianli, juga hadir dengan dituntun imam muda ke tempat ritual Idul Qurban tersebut, meskipun tidak memberikan ceramah dan khutbah.
Sebelum shalat Id dilaksanakan, seorang imam muda memberikan ceramah mengenai hikmah Idul Adha dalam bahasa Mandarin.
"Kita seyogyanya mengambil teladan dari keikhlasan dan ketaatan Nabi Ibrahim SAW dalam menjalankan perintah Allah," demikian pesan yang disampaikan Idris Madong, salah satu imam Masjid Niujie dalam ceramahnya.
Setelah siraman rohani berlangsung sekitar 45 menit, shalat Id pun dimulai dan dilanjutkan dengan dua khutbah dalam bahasa Arab.
Masjid yang pertama kali selesai dibangun di Distrik Xuanwu pada 996 Masehi atau pada masa pemerintahan Dinasti Liao itu tidak mampu menampung jamaah.
Masjid yang arsitekturnya memadukan gaya Tiongkok dan Arab itu berkapasitas 1.000 orang.
Namun karena membeludak, maka jamaah pun ditampung di halaman depan masjid tersebut, sedangkan jamaah perempuan ditempatkan di halaman tengah yang terpisahkan oleh bangunan kantor administrasi dan makam para imam.
Menurut keterangan warga sekitar, Hari Raya Idul Adha di Masjid Niujie lebih ramai daripada Hari Raya Idul Fitri.
Beberapa warga negara Indonesia pun menunaikan shalat Idul Adha di Masjid Niujie karena Kedutaan Besar RI di Beijing tidak menyelenggarakannya.
Meskipun rangkaian ibadah Idul Adha baru dimulai pada pukul 08.00, jamaah bergelombang mendatangi masjid terbesar di Beijing itu.
Petugas kepolisian setempat mendirikan dua pos pemeriksaan di Jalan Raya Niujie dari arah utara dan selatan.
Setiap orang yang hendak memasuki kompleks masjid tersebut diperiksa secara ketat dengan alat pendeteksi metal.
Pada Lebaran Kurban tahun ini, pengurus Masjid Niujie memotong tiga ekor sapi dan puluhan ekor kambing.
Penyembelihan binatang kurban yang digelar di halaman belakang kompleks masjid yang berdiri di atas lahan seluas 6.000 meter persegi itu menyita perhatian publik, baik umat Islam maupun warga China lainnya.
Setelah rangkaian shalat Idul Adha, warung dan restoran di sepanjang Niujie diserbu para jamaah untuk makan pagi. (T.M038) Ridwan Chaidir
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017