Putussibau (Antara Kalbar) - Daerah perbatasan Indonesia-Malaysia saat ini sedang dilanda banjir tepatnya di Badau Hilir, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu.

Banjir terjadi sejak Sabtu(9/9) malam itu akibat hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir.

"Banjir di Badau Hilir mulai semalam, dengan kedalaman air selutut dewasa," kata Yahya warga Badau kepada Antara, Minggu sore.

Menurut Yahya, banjir itu akibat derasnya hujan yang terjadi di wilayah tersebut.

Meskipun tidak merendam pemukiman warga, namun kondisi banjir tersebut sempat merendam sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat, kata dia.

Hal senada dikatakan warga Badau, Heny Sudayat mengatakan banjir seperti itu terjadi bisa tiga kali dalam setahun, tetapi banjir tersebut paling lama hanya dua hari.

"Iya memang banjir, biasanya paling lama hanya dua hari saja, kemudian surut kembali," jelas Sudayat.

Menurut Sudayat yang merupakan tokoh perbatasan itu, menjelaskan banjir tersebut karena luapan sungai kecil yang tergenang dengan debit air yang cukup banyak.

Menurut dia, persoalan banjir di Badau itu sebenarnya bisa diatasi dengan cara normalisasi sungai, apalagi Badau penduduknya cukup padat, banyak masyarakat membuang sampah ke sungai.

"Sampai saat ini belum ada tempat pembuangan sampah, jadi masyarakat buang sampah di sungai dan mengakibatkan aliran sungai itu tersumbat," tutur Sudayat.

Sementara itu, ketika dihubungi via telepon, Camat Badau, Adenan membenarkan banjir yang melanda Badau Hilir, namun menurutnya, itu merupakan banjir biasa dan tidak berdampak terhadap aktivitas masyarakat.

"Banjir mulai semalam dengan kedalaman air selutut orang dewasa, tapi sekarang air sudah mulai surut, karena itu banjir biasa," kata Adenan singkat.

(KR-TFT/M019)

Pewarta: Timotius

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017