Solo (Antara Kalbar) - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Bangsa Indonesia tidak tinggal diam dan akan ikut mencari solusi untuk masalah umat Muslim di berbagai negara.

"Kita juga tidak pernah berdiam diri terhadap persoalan-persoalan yang terjadi pada umat Muslim di negara-negara Muslim karena kita memegang teguh amanat konstitusi bahwa kita wajib memelihara ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," kata Presiden Joko Widodo di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Minggu.

Presiden Joko Widodo bersama dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Sekretaris Kabinet Pratikno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan sejumlah pejabat negara lain menghadiri Silaturahmi Nasional (Silatnas) Majlis Tafsir Al Quran III bertema "Merajut Kebhinekaan, Memperteguh NKRI".

"Memang faktanya sampai saat ini Palestina juga memang belum merdeka, Suriah, Irak, Yaman, Libya masih dihantui perang dan konflik serta Afghanistan yang belum sepenuhnya pulih. Kita berwajiban berkontribusi ikut memberikan solusi mewujudkan perdamainan dunia, memberikan solusi untuk kepentingan umat Islam di dunia," tambah Presiden.

Presiden mencontohkan pada 2016 Indonesia sudah membuka kedutaan besar kehormatan di Ramallah, Palestina.

"Kedua atas permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Indonesia menggelar KTT luar biasa mengenai Palestina Al-Quds Al-Sharif di Jakarta 2016 lalu. Ini orang banyak yang lupa ini kegiatan-kegiatan kita sesama negara penduduk Muslim," ungkap Presiden.

Selanjutnya, di Afghanistan, Indonesia juga telah membangun Islamic Center untuk pendidikan anak-anak di sana.

"Kita juga membangun masjid Indonesia di Kabul 2016. Sebentar lagi kita mengajak ulama-ulama Afghanistan ke Indonesia untuk saling belajar, saling 'sharing' untuk membangun Islam yang rahmatan lil alamin (Islam sebagai agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan).

Desember juga, ibu negara Rula Ghani, istri Presiden Afghanistan akan berkunjung ke Indonesia. Insya Allah untuk membahas program perempuan dan anak," ungkap Presiden.

Ketiga terkait persoalan etnis Rohingya di Rakhine State, Myanmar.

"Sikap kita tegas bahwa kekerasan di Rakhine State  harus segera dihentikan, itu sikap tegas kita. Saya mengutus menteri luar negeri datang tidak sekali dua kali bertemu dengan Aung San Suu Kyi dan militer Myanmar agar kekerasan bisa dihentikan," tegas Presiden.

Pada Januari-Februari 2017, Indonesia sudah mengirim obat-obatan dan makanan 10 kontainer.

"Minggu lalu  kita mengirim 4 pesawat Hercules yang membawa obat-obatan selimut, makanan dan lain-lain untuk saudara-saudara kita yang mengungsi di perbatasan Myanmar dan Bangladesh.

Minggu ini juga akan kita kirim lagi entah dengan pesawat entah kontainer untuk saudara kita di perbatasan Myanmar dan Bangladesh," tambah Presiden.

(D017/N. Yuliastuti)

Pewarta: Desca Lidya Natalia

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017