Pontianak (Antara Kalbar) - Palang Merah Indonesia Cabang Kota Pontianak menyatakan ratusan kantong darah per bulannya harus dimusnahkan karena terpapar penyakit menular.

"Dampak dari dimusnahkannya ratusan kantong darah tersebut, sedikitnya PMI mengeluarkan biaya sekitar Rp12,8 juta per bulannya," kata Ketua PMI Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan, dalam kurun waktu satu bulan, paling tidak Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pontianak memusnahkan sebanyak 110 kantong darah yang terpapar penyakit menular atau senilaiRp12,8 juta.

"Ke depannya kami akan mencoba untuk menekan biaya itu, dengan cara memberitahukan kepada pendonor yang darahnya terpapar penyakit menular itu agar tidak mendonor dengan cara memberitahukan kepada mereka dengan cara yang baik-baik," ungkapnya.

Saat ini, kebutuhan darah yang ditangani pihak PMI Kota Pontianak sebanyak 2.973 kantong per bulan. Namun baru 70 persen diantaranya yang bisa dipenuhi.

"Berdasarkan laporan semester I Unit Transfusi Darah (UTD) 2017, dalam sehari, rata-rata dibutuhkan 99 kantong darah, dari 18 rumah sakit atau klinik kesehatan yang ada di Pontianak," katanya.

Pemenuhan itu pun didapat dari 17.809 pendonor darah sukarela dari total 25.309 orang pendonor, katanya.

"Untuk memaksimalkan darah, kita terus berupaya memenuhi standar pengecekan darah, kita akan terus sempurnakan, terkait kualitas darah yang menjadi kebutuhan pasien," kata Edi Kamtono yang juga Wakil Wali Kota Pontianak tersebut.

Inovasi untuk meningkatkan standar keamanan produk darah telah dilakukan, salah satunya dengan menggunakan peralatan canggih untuk menskrining produk darah dari penyakit menular.

PMI juga meningkatkan sistem aplikasi Simdodar. Di mana dengan aplikasi ini, masyarakat bisa cek kondisi darah, selain itu, pihaknya juga akan mendata seluruh pendonor, baik tetap atau sukarela, sehingga ketika ada kebutuhan darah yang mendesak, bisa langsung dihubungi, kata Edi.

"Kerja sama dengan instansi lain untuk menggalang donor darah juga sangat membantu. Mudah-mudahan ke depan persediaan darah bisa terpenuhi," harap Edi.

Pewarta: Andilala

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017