Pontianak (Antara Kalbar) - Bupati Ketapang Martin Rantan mengajak masyarakat untuk menggalakkan penanaman ubi kayu sebagai salah satu langkah meningkatkan perekonomian di daerah itu.

"Lahan-lahan yang belum produktif dapat dimanfaatkan untuk menanam ubi kayu. Apalagi saat ini telah masuk investor yang siap mengelola hasil pertanian ubi kayu tersebut," ujarnya saat dihubungi di Ketapang, Kalimantan Barat, Rabu.

Ia menyebutkan investor yang sudah masuk Ketapang dan bergerak di industri tepung tapioka, yakni PT Ketapang Ecology and Agriculture Forestry Industrial Park (KEAFIP). Investor perusahan tersebut berasal dari Tiongkok.

"Investor ini mendirikan pabrik dan berencana menanamkan investasi triliunan rupiah. Salah satu bidang yang akan digarap adalah industri tepung tapioka dan lem yang membutuhkan pasokan bahan baku ubi kayu. Dalam menggerakkan potensi perekonomian, masyarakat dapat memanfaatkan peluang ini dengan menanam ubi kayu yang akan ditampung oleh perusahaan tersebut," katanya.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Ketapang melalui Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Kehutanan Ketapang serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ketapang bersama PT KREAFIP juga sudah melakukan penandatanganan kesepakatan kerja sama itu.

"Kerja sama antara pemerintah dengan perusahan tersebut berkaitan dengan pembinaan petani dan suplai ubi kayu," kata dia.

Direktur PT KEAFIP Yu Yiping menjelaskan bahwa 30 tahun lalu Kota Suzhou, Tiongkok, lebih kurang sama dengan kondisi Ketapang saat ini. Kehadiran perusahaannya berinvestasi di Ketapang, diharapkan dapat mengembangkan Ketapang.

"Dalam berinvestasi kami akan fokus pada penanaman dan pengolahan," kata dia.

Dalam mencari lokasi investasi, pihaknya sudah berada di Indonesia sejak 2000. Namun, dari berbagai daerah yang dijajaki, Kabupaten Ketapang dinilai memberikan pelayanan yang baik dan mendapat dukungan dari kepala daerah dalam menggali potensi perekonomian masyarakat.

"Apalagi lahan di sini cocok tanam jabon, albasia, ubi kayu, padi, dan jagung. Hanya saja, di sini yang kita lihat bibit yang kurang bagus sehingga kita akan ajak profesor dan tenaga ahli lakukan penelitian," kata dia.

Dalam mengatasi persoalan bibit, di lokasi perusahaan juga akan dibangun kawasan pembibitan seluas 30 hektare dengan investasi sekitar Rp30 miliar.

"Kembali kita akan mengajak para tenaga ahli, baik dari Indonesia maupun Tiongkok, dalam meningkatkan kualitas perkebunan ubi kayu tersebut," katanya.

(U.KR-DDI/M029)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017