Pontianak (Antara Kalbar) - Pemkot Pontianak melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota setempat, masukkan empat warisan budaya setempat ke dalam buku modul Muatan Lokal (Mulok) untuk jenjang pendidikan SD hingga SMP/sederajat.

"Empat warisan budaya tak benda milik Kota Pontianak yang baru saja disahkan Mulok tersebut, yakni saprahan, corak insang, arakan pengantin dan meriam karbit," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pontianak, Paryono di Pontianak, Senin.

"Tahun ini modul tersebut sedang kami garap, tahun depan mudah-mudahan sudah digandakan dan sudah diterapkan di sekolah SD hingga SMP/sederajat," ungkapnya.

Menurut dia, muatan lokal sendiri dimaksudkan agar diambil dari kearifan lokal yang ada di daerah tersebut, dimana dalam proses implementasi integrasinya melalui mata pelajaran.

"Kami juga sudah bertemu dengan para narasumber berkompeten dan mencari sumber referensi, dan tulisan-tulisan dari narasumber diminta untuk jadi bahan pembuatan modul, namun memang kendala di lapangan, kadang sumber sulit ditemukan," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, dia menambahkan, pihaknya ke depan juga akan memasukkan pokok telok, makanan khas seperti sayur paceri nanas juga akan dibukukan.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Pontianak, Satarudin menyambut baik rencana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak yang telah memasukkan empat warisan budaya tak benda ke Mulok sebagai sarana mengenalkan keragaman budaya pada siswa.

Dia berharap masuknya warisan budaya tak benda dalam muatan lokal, maka budaya tersebut akan dikenal dan terus dilestarikan oleh generasi muda.

"Kalau itu ada dalam kehidupan sehari-hari, maka orang dari luar Pontianak akan tertarik. Bukan tidak mungkin malah jadi peluang pariwisata budaya, sehingga kami mendukungnya," kata Satarudin.

(U.A057/I006)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017