Pontianak (ANTARA) - Bupati Landak, Kalimantan Barat Karolin Margret Natasa mengatakan pihaknya terus memantapkan penerapan kurikulum untuk muatan lokal mengenai budaya di Kabupaten Landak untuk SD dan SMP.
"Mudah-mudahan tahun depan ini bisa diteruskan oleh Pj. Bupati yang akan menjabat sehingga Kabupaten Landak memiliki mata pelajaran muatan lokal tentang budaya lokal kepada anak-anak kita," kata Karolin di Pontianak, Kamis.
Dia menjelaskan di Kabupaten Landak terdapat tiga etnis besar, yakni Dayak kemudian Melayu dan Tionghoa.
"Berkaitan dengan kebudayaan, kita berharap dengan mulok ini, anak-anak kita memiliki pengetahuan mengenai kebudayaan lokal, khususnya tentang ritual adat, sehingga mereka bisa mengetahui dan memahami nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat di dalamnya," tuturnya.
Dengan demikian, mereka akan lebih menghargai adat dan budayanya, sehingga budaya dari setiap suku di Landak bisa terus dilestarikan.
Untuk itu, katanya, penyusunan silabus pelajaran muatan lokal ini diharapkan bisa dilakukan dengan baik, sehingga setelah ditetapkan dengan SK Bupati, muatan lokal ini bisa benar-benar tepat sasaran.
Karolin menegaskan, tujuan akhir dari Mulok Budaya ini adalah agar generasi penerus Kabupaten Landak bisa melestarikan budaya yang menjadi tugas kita seluruh rakyat Indonesia.
"Sebagai negara yang berbudaya, dimana beragamnya budaya di Indonesia, patut kita jaga budaya tersebut agar tidak diklaim oleh negara lain sebagai budayanya. Setiap budaya yang ada di negeri ini wajib menjadi tanggungjawab kita untuk dilestarikan," katanya.