Pontianak  (Antara Kalbar) - Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat mengklaim kasus DBD (demam berdarah dengue) di kota itu cenderung menurun.

"Pada pekan ke-37 tercatat sebanyak 38 kasus DBD yang ditangani, kemudian setelah kami lakukan intervensi, sehingga dalam dua pekan ini kasusnya sudah menurun," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pontianak, Sidiq Handanu di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan, sebelumnya ditemukan 10 kasus, tetapi setelah dilakukan intervesi sebelumnya, baru ditemukan tiga kasus DBD atau cenderung mengalami penurunan.

"Dari awal tahun 2017 hingga pekan kedua bukan Oktober ini, tercatat sebanyak 119 kasus DBD atau jauh lebih banyak dibanding tahun 2016 kemarin, walau ada peningkatan, tetapi berangsur-angsur jumlah kasusnya berkurang," ungkapnya.

Menurut dia, upaya pencegahan dan pemberantasan memang jadi komitmen, pihaknya sejak awal tahun, karena Pontianak merupakan kota endemik penyakit menular DBD.

Upaya pencegahan yang dilakukan, diantaranya dengan menggerakkan masyarakat, minimal mau membersihkan pekarangan mereka, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta rutin gotong-royong merawat lingkungan.

"Selain itu, kami juga secara rutin membagikan bubuk abate ke rumah-rumah warga. Kemudian kalau ditemukan kasus DBD positif, segera dilakukan fogging atau pengasapan untuk membunuh induk nyamuk Aedes Aegypti," ujarnya.

Sidiq menambahkan, hingga saat ini kasus DBD terbanyak di Kecamatan Pontianak Barat, disusul Kecamatan Pontianak Kota.

Dalam kesempatan itu, dia menambahakan, saat ini, vaksin untuk DBD memang sudah ditemukan, namun harganya masih mahal sehingga masih digunakan oleh warga yang tergolong mampu saja.

"Mudah-mudahan ke depannya vaksin tersebut bida diproduksi di dalam negeri sehingga harganya lebih murah," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Pontianak, Satarudin meminta Dinkes agar terus melakukan antisipasi, sehingga kasus DBD di Kota Pontianak cenderung turun.

"Memang agak sulit untuk menghilangkan kasus DBD di Pontianak. Tapi bagaimana agar angkanya bisa ditekan dan tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.


(U.A057/Y008)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017