Pontianak (Antara Kalbar) - Sejumlah petani di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Sambas, Kalbar, mengalami kelangkaan pupuk bersubsidi dan hal itu menjadi kendala yang dihadapi petani daerah tersebut.

"Saat ini beberapa daerah seperti di Kecamatan Salatiga mengalami kelangkaan pupuk. Sementara saat ini juga petani sudah memasuki masa perawatan tanaman padi, dan itu menjadi kendala untuk kesuburan tanaman padi. Apalagi sebagian besar masyarakat kami kerjanya sebagai petani," ujar satu di antara petani, Sufian saat dihubungi di Samnas, Selasa.

Sufian menambahkan dengan langkanya pupuk bersubsidi dan berganti dengan dengan pupuk yang non subsidi tentu akan menambah beban pengeluaran petani.

"Seandainya pupuk bersubsidi langka dan akan ada pupuk non subsidi, tentu itu tidak memberikan solusi bagi petani. Malah hal itu bisa memberikan jeritan untuk petani, dan beberapa tempat yang saya pantau seperti Kecamatan Selakau, Selakau Timur, Semparuk dan Salatiga alami serupa di sini," jelasnya.

Ia menyebutkan dalam dua minggu ini, pupuk urea dan ponska langka. Sedangkan untuk pupuk yang non subsidi hanya di Kecamatan Selakau.

"Yang non subsidi harga sangat mahal di mana untuk urea karung 50 kilogram harganya sebesar Rp280.000 dan ponska 50 kilogram harganya Rp475.000," papar dia.

Dengan kelangkaan pupuk tersebut ia berharap kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mendatangkan pupuk bersubsidi untuk petani

"Saya mewakili petani berharap besar kepada pemerintah, baik pemerintah pusat dan daerah untuk mendatangkan pupuk dalam minggu ini karena umur padi saat ini sudah waktunya untuk dipupuk dan umur padi sekarang sudah berumur 30 hari dan itu pun sebenarnya sudah terlambat,"kata dia.




(U.KR-DDI/H005)

Pewarta: Dedi

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017