Putussibau (Antara Kalbar) - Longsor yang terus terjadi di Desa Martinus, Kecamatan Embaloh Hulu, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mengancam pusat pemerintahan daerah setempat termasuk fasilitas pemerintah yang ada di kecamatan tersebut.
"Longsor di bibir Sungai Embaloh sepanjang kurang lebih 100 meter hanya berjarak tujuh hingga 10 meter lagi dari ruas jalan Mataso - Martinus," kata Camat Embaloh Hulu, Hermanus Jamayung dihubungi di Putussibau, Senin.
Ia menjelaskan, ruas jalan Mataso - Martinus yaitu jalan Tamanggung L Kaso merupakan akses penghubung ke kecamatan, jika jalan itu terputus maka sangat menganggu aktivitas baik pemerintahan maupun aktivitas masyarakat.
Dikatakan Jamayung, kalau kedepan terus longsor maka banyak bangunan dan fasilitas pemerintah yang terkena. Seperti kantor camat, SMP, SD, tower telekomunikasi, CU, Koramil, semua rumah dinas di komplek kecamatan, Makam Pahlawan Penumpasan Paraku di Hulu Sungai Embaloh serta perumahan warga.
"Longsor itu terjadi akibat terjangan arus air Sungai Embaloh," ucap Jamayung.
Menurut Jamayung, kondisi tersebut sudah sering kali disampaikan kepada Pemerintah Daerah, bahkan dari Kepala Satuan Polisi Pamong Praja yang membidang penanggulangan bencana sudah melihat langsung kondisi tersebut.
Selain itu, Jamayung juga mengatakan sudah dibahas dalam Musyawarah rencana pembangunan (Musrembang) tahun lalu, agar ada pembangunan jalan alternatif dari Kantor Camat menembus lokasi tanah milik Pemda, namun usulan itu belum tertampung.
"Jalan anternatif dan penahan tebing atau barau sudah kami usulkan namun belum ada titik terang, sedangkan longsor itu terus terjadi," kata Jamayung.
Dirinya berharap ada langkah atau perhatian serius terhadap kondisi bencana alam tersebut, karena itu dapat mengancam akses jalan dan fasilitas pemerintah lainnya termasuk pemukiman penduduk di wilayah tersebut.
Kecamatan Embaloh Hulu merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia dan termasuk lini satu daerah perbatasan Indonesia - Malaysia.
(T.KR-TFT/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Longsor di bibir Sungai Embaloh sepanjang kurang lebih 100 meter hanya berjarak tujuh hingga 10 meter lagi dari ruas jalan Mataso - Martinus," kata Camat Embaloh Hulu, Hermanus Jamayung dihubungi di Putussibau, Senin.
Ia menjelaskan, ruas jalan Mataso - Martinus yaitu jalan Tamanggung L Kaso merupakan akses penghubung ke kecamatan, jika jalan itu terputus maka sangat menganggu aktivitas baik pemerintahan maupun aktivitas masyarakat.
Dikatakan Jamayung, kalau kedepan terus longsor maka banyak bangunan dan fasilitas pemerintah yang terkena. Seperti kantor camat, SMP, SD, tower telekomunikasi, CU, Koramil, semua rumah dinas di komplek kecamatan, Makam Pahlawan Penumpasan Paraku di Hulu Sungai Embaloh serta perumahan warga.
"Longsor itu terjadi akibat terjangan arus air Sungai Embaloh," ucap Jamayung.
Menurut Jamayung, kondisi tersebut sudah sering kali disampaikan kepada Pemerintah Daerah, bahkan dari Kepala Satuan Polisi Pamong Praja yang membidang penanggulangan bencana sudah melihat langsung kondisi tersebut.
Selain itu, Jamayung juga mengatakan sudah dibahas dalam Musyawarah rencana pembangunan (Musrembang) tahun lalu, agar ada pembangunan jalan alternatif dari Kantor Camat menembus lokasi tanah milik Pemda, namun usulan itu belum tertampung.
"Jalan anternatif dan penahan tebing atau barau sudah kami usulkan namun belum ada titik terang, sedangkan longsor itu terus terjadi," kata Jamayung.
Dirinya berharap ada langkah atau perhatian serius terhadap kondisi bencana alam tersebut, karena itu dapat mengancam akses jalan dan fasilitas pemerintah lainnya termasuk pemukiman penduduk di wilayah tersebut.
Kecamatan Embaloh Hulu merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia dan termasuk lini satu daerah perbatasan Indonesia - Malaysia.
(T.KR-TFT/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017