Pontianak (Antaranews Kalbar) - BMKG Maritim Pontianak menyatakan, sejumlah perairan di Kalbar masih berpotensi terjadi gelombang tinggi antara 1,5 meter hingga tujuh meter dalam dua hingga tiga hari ke depan.

"Gelombang tersebut termasuk tinggi dan berbahaya untuk pelayaran menggunakan kapal ukuran kecil," kata Prakirawan BMKG Maritim Pontianak Riza Juniarti di Pontianak, Sabtu.

Ia menjelaskan, gelombang tinggi tersebut berpotensi terjadi di perairan Laut Cina Selatan, Kepulauan Natuna dan Anambas, laut Natuna serta Singkawang, Sambas, hingga Selat Karimata maupun Laut Jawa.

Sementara itu, air pasang di Sungai Kapuas juga ada kenaikan maksimum yakni mencapai 2,5 meter, bahkan air pasang akan lebih pada 17 hingga 20 Januari 2018," ungkapnya.

Sebelumnya, BMKG Maritim Pontianak juga sudah mengeluarkan peringatan potensi gelombang tinggi, yakni 10 hingga 12 Januari, bisa mencapai lima hingga enam meter di beberapa perairan Kalbar akibat cuaca buruk.

Karena itu, para nelayan diimbau tidak turun ke laut karena membahayakan keselamatan, terutama yang menggunakan kapal motor kecil.

Sementara itu, Kepala Kantor Stasiun Klimatologi BMKG Mempawah, Kalbar, Wandayantolis menyatakan, hujan lebat yang melanda sebagian besar wilayah Provinsi Kalbar dalam tiga hari ini, dampak dari siklon tropis "TC Joyce Australia".

"Kondisi ini karena akibat siklon tropis di Australia bernama TC Joyce yang mengakibatkan daerah pertemuan angin yang memanjang dari Sumatera, Kalbar hingga Laut Jawa," katanya.

Massa udara dari Samudera Pasifik dan Samudra Hindia di sebelah barat Pulau Sumatera bertemu di sekitar Pulau Sumatera sampai Kalbar.

"Pola pertemuan angin itu menyebabkan pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Kalbar. Kelembaban udara yang tinggi juga mendukung proses pertumbuhan awan hujan," ungkapnya.



(U.A057/N002)

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018