Pontianak (Antaranews Kalbar) - BMKG Maritim Pontianak menyatakan, kenaikan air pasang Sungai Kapuas, Kalbar akan mencapai tinggi maksimum sekitar 2,5 meter selama tiga hari, 17-20 Januari 2018.
Prakirawan BMKG Maritim Pontianak, Riza Juniarti di Pontianak, Minggu, mengatakan, kenaikan air pasang di Sungai Kapuas tersebut memang sudah periodenya.
"Ini karena memang periodenya untuk pasang akibat bulan baru, hal ini menyebabkan naiknya tinggi air di muka Sungai Kapuas," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, wilayah Kota Pontianak dari hasil data foto udara dan pengukuran permukaan tanah, rata-rata 65 persennya di bawah air pasang tertinggi.
"Pasang tertinggi awal tahun kemarin sampai 1,6 meter, sehingga sekitar 65 persen wilayah Pontianak tergenang air," katanya.
Edi menambahkan, secara topografi Pontianak berada diantara minus 60 sampai plus 80 centimeter dari muka air pasang tertinggi. Jika air pasang, kawasan Pontianak yang paling tinggi dari muka air itu sekitar 80 centimeter, sementara yang paling bawah minus 60 centimeter.
"Masih banyak wilayah yang rendah, tapi secara umum, kasat mata, terutama jalan-jalan di Kota Pontianak masih di atas angka itu," ujarnya.
Edi mengimbau, kepada masyarakat di Kota Pontianak agar dalam membangun rumah baru supaya memperhitungkan ketinggian, agar lantai dasar rumahnya tidak berada di bawah ketinggian air pasang tertinggi tersebut.
Sementara itu, dalam tiga hari terakhir, sejumlah jalan di Pontianak, di kawasan Jalan Gajah Mada misalnya, Minggu pagi (14/1) ada beberapa titik yang terendam air dengan ketinggian bervariasi, yakni sekitar lima hingga 10 centimeter, dan dengan panjang yang bervariasi juga.
(U.A057/I006)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Prakirawan BMKG Maritim Pontianak, Riza Juniarti di Pontianak, Minggu, mengatakan, kenaikan air pasang di Sungai Kapuas tersebut memang sudah periodenya.
"Ini karena memang periodenya untuk pasang akibat bulan baru, hal ini menyebabkan naiknya tinggi air di muka Sungai Kapuas," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, wilayah Kota Pontianak dari hasil data foto udara dan pengukuran permukaan tanah, rata-rata 65 persennya di bawah air pasang tertinggi.
"Pasang tertinggi awal tahun kemarin sampai 1,6 meter, sehingga sekitar 65 persen wilayah Pontianak tergenang air," katanya.
Edi menambahkan, secara topografi Pontianak berada diantara minus 60 sampai plus 80 centimeter dari muka air pasang tertinggi. Jika air pasang, kawasan Pontianak yang paling tinggi dari muka air itu sekitar 80 centimeter, sementara yang paling bawah minus 60 centimeter.
"Masih banyak wilayah yang rendah, tapi secara umum, kasat mata, terutama jalan-jalan di Kota Pontianak masih di atas angka itu," ujarnya.
Edi mengimbau, kepada masyarakat di Kota Pontianak agar dalam membangun rumah baru supaya memperhitungkan ketinggian, agar lantai dasar rumahnya tidak berada di bawah ketinggian air pasang tertinggi tersebut.
Sementara itu, dalam tiga hari terakhir, sejumlah jalan di Pontianak, di kawasan Jalan Gajah Mada misalnya, Minggu pagi (14/1) ada beberapa titik yang terendam air dengan ketinggian bervariasi, yakni sekitar lima hingga 10 centimeter, dan dengan panjang yang bervariasi juga.
(U.A057/I006)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018