Beijing (Antaranews Kalbar) - Komite Peninjau Perusahaan Kereta Api Cina (CRRC) beranggotakan 19 orang terdiri atas akademisi dan pakar menyetujui rencana teknis untuk mengembangkan lebih lanjut kereta cepat levitasi magnetik (maglev) dan sarana pendukungnya.
Dalam rencana tersebut disebutkan bahwa kecepatan kereta ditingkatkan menjadi 600 kilometer per jam untuk mengisi celah antara kecepatan kereta cepat yang ada sekarang 350 kilometer per jam dan pesawat yang mampu terbang dengan kecepatan 800 s.d. 1.000 kilometer per jam.
Rancangan dan konstruksi akan segera dimulai. Sampelnya akan dibangun pada tahun ini dan finalisasi kereta dengan uji laju sejauh 5 kilometer akan dilakukan pada tahun 2020, demikian pernyataan Wakil Kepala Teknik CRRC Qingdao Sifang Co, Ding Sansan, dikutip media resmi setempat, Sabtu.
Sebagaimana usulan Kementerian Riset dan Teknologi Cina (MOST), proyek tersebut diluncurkan pada bulan Oktober 2016 dan merupakan bagian dari Program Penelitian dan Pengembangan Rencana Pembangunan Lima Tahunan, tulis Radio Internasional Cina (CRI).
Sebanyak 16 perusahaan di Cina, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dilibatkan dalam proyek yang dikendalikan oleh CRRC Qingdao Sifang Co itu.
Total biaya proyek tersebut mencapai 3 miliar RMB (Rp6 triliun), demikian kata Jia Limin, pelaksana proyek.
Proyek tersebut diharapkan menjadi faktor utama kereta cepat maglev yang bisa mencapai kecepatan puncak 600 kilometer per jam.
Sejauh ini kereta cepat berteknologi maglev di Jepang telah berhasil melakukan uji coba dengan kecepatan tertinggi 603 kilometer per jam, sedangkan maglev Jerman 505 kilometer per jam.
Sesuai dengan namanya prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya magnet untuk mengangkat kereta dan tidak menyentuh rel sehingga gaya gesek dapat dikurangi.
Kereta maglev juga memanfaatkan magnet sebagai pendorong. Dengan kecilnya gaya gesek dan besarnya gaya dorong, kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 600 kilometer per jam, jauh lebih cepat dari kereta api biasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Dalam rencana tersebut disebutkan bahwa kecepatan kereta ditingkatkan menjadi 600 kilometer per jam untuk mengisi celah antara kecepatan kereta cepat yang ada sekarang 350 kilometer per jam dan pesawat yang mampu terbang dengan kecepatan 800 s.d. 1.000 kilometer per jam.
Rancangan dan konstruksi akan segera dimulai. Sampelnya akan dibangun pada tahun ini dan finalisasi kereta dengan uji laju sejauh 5 kilometer akan dilakukan pada tahun 2020, demikian pernyataan Wakil Kepala Teknik CRRC Qingdao Sifang Co, Ding Sansan, dikutip media resmi setempat, Sabtu.
Sebagaimana usulan Kementerian Riset dan Teknologi Cina (MOST), proyek tersebut diluncurkan pada bulan Oktober 2016 dan merupakan bagian dari Program Penelitian dan Pengembangan Rencana Pembangunan Lima Tahunan, tulis Radio Internasional Cina (CRI).
Sebanyak 16 perusahaan di Cina, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dilibatkan dalam proyek yang dikendalikan oleh CRRC Qingdao Sifang Co itu.
Total biaya proyek tersebut mencapai 3 miliar RMB (Rp6 triliun), demikian kata Jia Limin, pelaksana proyek.
Proyek tersebut diharapkan menjadi faktor utama kereta cepat maglev yang bisa mencapai kecepatan puncak 600 kilometer per jam.
Sejauh ini kereta cepat berteknologi maglev di Jepang telah berhasil melakukan uji coba dengan kecepatan tertinggi 603 kilometer per jam, sedangkan maglev Jerman 505 kilometer per jam.
Sesuai dengan namanya prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya magnet untuk mengangkat kereta dan tidak menyentuh rel sehingga gaya gesek dapat dikurangi.
Kereta maglev juga memanfaatkan magnet sebagai pendorong. Dengan kecilnya gaya gesek dan besarnya gaya dorong, kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 600 kilometer per jam, jauh lebih cepat dari kereta api biasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018