Pontianak (Antaranews Kalbar) - Sejumlah komunitas yang ikut dalam aksi "Shareygbaik# yang digelar di area "car free day", Jalan Ahmad Yani, Kota Pontianak, Minggu, mengajak semua pihak untuk menangkal berita bohong atau hoaks yang kini marak di media sosial.

"Kami dari persatuan Sepeda Ontel Kalbar, ingin berpesan kepada para generasi muda agar dalam bersosial media, harus sesuai fakta. Jangan berdasarkan opini yang disebar para pengguna facebook atau WA (WhatsApp) yang tidak jelas. Jadi harus diklarifikasi dahulu sumbernya, sehingga nanti kita tidak kena Undang-undangan ITE," kata perwakilan dari Sepok, Bari, saat menyampaikan orasi dalam acara #Shareygbaik# yang diadakan Jurnalis Perempuan Khatulistiwa tersebut.

Ia meminta agar pengguna sosial media, menggunakan media sosial dengan positif dan bernilai edukasi, sehingga akan terbangun jiwa kepemudaan dengan semangat membangun Indonesia. "Sepok ingin membangun masyarakat Kalbar yang sehat, santai dan tidak menguras tenaga. Kami mengundang yang punya sepeda tua untuk turun dan bergabung dengan kami," katanya.

Selain dari komunitas ini, dari KPAID Kalbar, Najmuddin, mengungkapkan kasus anak sekolah yang memukul gurunya karena menegurnya saat bermain telepon genggam di kelas. "Kasus kekerasan di Kalbar lumayan tinggi, umumnya kasus KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), hampir tiap hari kami mendapatkan pengaduan kasus ini. Hampir tiap hari kami menerima 5-6 kasus KDRT, khusus penelantaran anak, perceraian. Tetapi mudah-mudahan tahun ini kita tetap menjadi kota layak anak," katanya.

Kasus lainnya yang lumayan tinggi di Kalbar adalah pernikahan usia anak. Dan yang tinggi adalah kasus pelecehan seksual terutama phedofil. Maka dari itu, perlu perhatian para orang tua untuk menjaga anak-anaknya.

Ia mengimbau jika ada kasus kekerasan dengan korbannya anak-anak yang berusia 18 tahun ke bawah, hendaknya segera melapor ke KPAID Kalbar, di jalan Abdul Hadi. "Semoga kita yang ada disini, orang tua yang selalu menjaga anak-anaknya, putra-putranya...," katanya.

Dia juga mengatakan, kejahatan di media sosial juga sangat tinggi dewasa ini sehingga harus selalu waspada. "Kami juga banyak mendapat pengaduan kasus kekerasan di media sosial, bully. Sekarang banyak kasus "cyber bully" di media internet. Ibu-ibu zaman now harus bisa mengawasi anaknya lewat media juga. Jangan anaknya punya hp, ibunya tak punya hp. Anaknya punya facebook, ibunya juga harus ada facebook. Anaknya punya twitter, ibunya juga harus punya.

"Jadi mohon ibu-ibu disini, periksa hp anaknya minimal satu kali seminggu. Dan harusnya setiap hari," kata anggota bidang Evaluasi dan Pemantauan KPAID Kalbar itu.

Komunitas lainnya, dari Blogger Perempuan Pontianak, Dedy Khairani Adnan, menyatakan komunitas ini adalah komunitas yang suka menulis dan yang tidak suka menulis namun mau menulis. Maka bergabunglah mereka dalam komunitas ini dengan tujuan untuk meningkatkan literasi, bagaimana berliterasi yang baik. "Salah satunya untuk menangkap hoaks. Kenapa terjadinya hoaks? Karena rendahnya literasi kita terhadap media. Bagaimana cara menulis, mengartikan tulisan, dan bagaimana cara membagikannya?"katanya.

Dia juga menjelaskan cara mengetahui berita yang tersedia di media sosial tersebut, hoaks atau bukan. Berita atau informasi mengenai dunia kesehatan, yang paling banyak mengandung unsur kebohongan.

"Biasanya berita mengenai kesehatan. Tak boleh ini, dan tak boleh itu, dan maka di-share-lah. Jika menemukan berita seperti itu, maka yang pertama kali harus dilakukan adalah mengunjungi situs pertama yang memberikan. Lihat situsnya, ini situs resmi atau bukan. Jadi kalau tidak resmi, jangan dibagikan. Jangan mau menjadi pers dadakan, jurnalis dadakan. Begitu terima berita, langsung dishare tanpa melihat lagi informasi yang jelas," katanya mengingatkan.

Celakanya lagi, menurut dia, ada yang belum membaca isi berita tersebut, tetapi langsung membagikannya. "Karena melihat judul yang keren, langsung saja dibagikan," kata dia lagi.

Dia mengatakan, untuk anak-anak zaman sekarang tak bisa lagi diingatkan seperti zaman dahulu. "Yang bisa dilakukan kita adalah mengikuti mereka. Anak-anak punya facebook, maka kita juga harus punya. Kita harus memantau apa yang berkembang," katanya lagi.

Aksi #Shareygbaik# merupakan rangkaian dari peringatan Hari Internet Aman. Jurnalis Perempuan Khatulistiwa menggandeng sejumlah pihak untuk terlibat dalam kegiatan ini, di antaranya dari SAFEnet, ICTwatch, SiberKreasi, dan Telkomsel.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih bijak bermedia sosial dan berinternet sehingga mampu mengenali dan melindungi dirinya dari ancaman keamanan yang berkembang selama berinternet.

Puluhan komunitas secara suka rela ikut terlibat dalam kegiatan ini dan menyampaikan pernyataan terkait keprihatinan mereka terhadap maraknya berita-berita bohong yang bertebaran di media sosial. Sementara yang hadir dalam kegiatan, di antaranya Sepok, PKBI, Enggang Drone, Blogger Perempuan Pontianak, Jewita, Fojekha, KPAID, Bike to work, Komunitas reptil, LPSAIR, Kopi, Pekka, dan lain-lain.



 

Pewarta: Nurul Hayat

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018